Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lukamu Abadi

18 November 2020   13:56 Diperbarui: 18 November 2020   13:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpulankartun.blogspot.com

Lukamu Abadi

Getir dan berdenyut sampai ke ulu hati
Yang akan kubawa sampai mati
Lukamu bak senjata yang menikamku
Itulah sisa kenanganmu

Aku masih ingat suaramu
Kau hanya pergi kemaren
Dan esok akan kembali
Cukup janji yang kau halukan untukku

Itu yang terakhir dalam cerita hidupku
Tak akan kutemui ikatan palsu
Dan senyum bahagia yang membelenggu
Dari orang-orang sepertimu

Cukup senyap dan memudar dalam memoriku

Jakarta Pusat, Rabu 18 Nov 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun