Entah kenapa,
Aku jadi kalut dengan diriku
Aku terlalu ego
Aku terlalu ambisius
Aku jahat
Aku tak tahu
Ini pilihan yang benar atau salah
Malam kesekian kalinya
Aku mendengar suara dari relung kesepian
Izinkan aku mengingat dua wajah dan lambaian tangan, agar aku sekuat bajaÂ
Tak kudengar keluhan
Dari  keseribu kalinya pergantian waktu
Tak kulihat mereka berhenti melangkah dan meyakiniku
Hingga akhirnya jarak menjadi guruku
Malam yang tak berdosa ini
Dengan purnama penuh terbingkai diatas awan
hanya bingkisan doa kecil kuutarakanÂ
Pada pemilik semesta
Ketika, langit masih sama
Namun kita tak saling menatap bersama
Biarlah gelisah ini, kurasakan dan kuresapi
Karena hidup tak selalu jernih, tak selalu tandus dan tak selalu benar.
Ah, sudahlah
sekali lagi, aku ingin manyapamu malam dengan kerinduanku pada dua wajah itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H