Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Wajah dengan Lambaian Tangannya

2 Oktober 2020   02:38 Diperbarui: 2 Oktober 2020   02:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah kenapa,
Aku jadi kalut dengan diriku
Aku terlalu ego
Aku terlalu ambisius
Aku jahat
Aku tak tahu
Ini pilihan yang benar atau salah

Malam kesekian kalinya
Aku mendengar suara dari relung kesepian
Izinkan aku mengingat dua wajah dan lambaian tangan, agar aku sekuat baja 

Tak kudengar keluhan
Dari  keseribu kalinya pergantian waktu
Tak kulihat mereka berhenti melangkah dan meyakiniku

Hingga akhirnya jarak menjadi guruku
Malam yang tak berdosa ini
Dengan purnama penuh terbingkai diatas awan

hanya bingkisan doa kecil kuutarakan 

Pada pemilik semesta
Ketika, langit masih sama
Namun kita tak saling menatap bersama

Biarlah gelisah ini, kurasakan dan kuresapi

Karena hidup tak selalu jernih, tak selalu tandus dan tak selalu benar.

Ah, sudahlah

sekali lagi, aku ingin manyapamu malam dengan kerinduanku pada dua wajah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun