Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Seekor Gajah yang Mati, karena Makan Buah Nanas Berisi Mercun

8 Juni 2020   21:07 Diperbarui: 8 Juni 2020   21:01 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Animal love , fanspage Facebook

Animal love. Fanspage Facebook
Animal love. Fanspage Facebook
Gajah hewan yang hidup berkelompok. Berkomunikasi melalui penglihatan, sentuhan, penciuman dan suara.  Bisa berkomunikasi jarak jauh menggunakan infrasonik dan komunikasi seismic. Gajah yang memiliki kecerdasan yang lebih dari binatang lainnya, juga dekat dengan manusia. 

Kedekatan mereka dengan manusia menjadikannya binatang yang cerdik. Disosial media beberapa gajah bisa melakukan melukis diatas kanvas putih dan juga menjadi tungangan wisatawan di tempat wisata di berbagai daerah maupun negara.
Namun sebaliknya nasib malang, dialami oleh seekor induk gajah beberapa hari yang lalu. 

Seekor gajah  yang mati memprihatinkan, membuat viral dan sedih semua warganet  dan sekitar. Diumur gajah yang masih  15 tahun dalam kondisi bunting. 

Ditemukan kondisi  mulut gajah serta rahang dan lidah habis karena luka bakar mercun yang  dari ulah manusia yang memberikan nenas berisi mercun. Padahal  gajah biasanya  bertahan hidup selama 70 tahun lamanya .

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kesakitan yang dialami gajah kelaparan itu. Sebelumnya gajah ini berada di daratan karena mulutnya terbakar, dia langsung berlari dan berdiam diri di genangan air. 

Tak ada niat untuk merusak Taman Nasional Silent Ballet di daerah Pallakad, lingkungan gajah itu tinggal.


Saya heran melihat tingkah laku manusia yang tak punya akal sehat. Beberapa manusia menjadi mahluk paling rakus sejatinya. Kadang kita rela melakukan apapun asalkan keuntungan berada di pihak kita sendiri.

 Saya yakin kejadian pembunuhan binatang secara tragis sudah terjadi secara berulang kali, baik di negri ini maupun belahan bumi yan lain.


Sebenarnya kita lah musuh dari binatang itu. Kita sebagai manusia merusak habitatnya dan berkembang biak diri dan uang diatas penderitaan mahkluk hidup lainnya.


Memang susah menyadarkan manusia untuk berdamai dengan dirinya, apalagi minta tolong untuk berdamai dengan mahkluk yang tak  berakal.


Keegoisan manusia tak pernah punah. Lambat laun kita sudah merasakan bagaimana bumi ini tak seimbang. Beberapa binatang jumlahnya hanya tinggal hitung jari dan sebagian resminya dinyatakan punah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun