Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Malam Merindu

18 Januari 2020   10:55 Diperbarui: 18 Januari 2020   11:03 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Hati dan jiwaku didera racun rindu
Kupilih keluar dan menatap awan hitam
Berharap bulan dan bintang tersenyum padaku

Ketika itu, kita pernah duduk berdua
Dibawah bulan dan bintang di tengah samudra rumputan hijau
Dihadapan  api unggun
Kau mencoba duduk disampingku
Tak peduli keramaian manusia, kita berdialog 

Tapi aku menyesal
Kenapa waktu itu aku menghindar
Mungkin aku belum dewasa untuk menyikapi rasa cinta

Sekarang obat rindu
Cukup kata- kata mewakilinya
Dan akan abadi
Aku sadar bahwa kelak cintaku  belum sejati untukmu

Kebayoran, 16 Januari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun