"Sampai kini apak ndak tahu barapo gaji anak apak tuh?. Bagi apak udah bisa dia hidup memenuhi kebutuhan nyo apak lah bahagia" wajah senyum sendu muncul di raut Lelaki tua tersebut
Mendengar kekuatan yang dari diri bapak kami pun tidak bisa menjelaskan terlalu panjang, atas kurangnya perhatian anak kepada orang tuanya .
Tidak sengaja Saya menanyakan pekerjaan bapak, mengingat biaya kuliah anak yang terlalu Mahal.
"Bapak kerja Apo?" .
"Bapak hanya karajo di bengke tuh nak" dia menunjuk sebuah bengkel tua yang jaraknya tidak jauh dari kedai
Wajar saja pakaian Bapak penuh dengan bercak oli dan tangan serta kaki bapak juga Ada hitam-hitamnya.
"Kalau mangualiahan anak tuh, lah di kapalo kaki kini koh nak" maksudnya  tidak peduli dengan dirinya, asalkan anaknya bahagia.
Bapak melanjutkan ceritanya, " bapak selalu memberikan pengertian kepada anak bapak, tentang usaha yang apak lakukan untuak anak-anak apak, agar mereka bisa paham dengan keadaan urang tuanyo di Kampuang, supayo inyo indak sombong di Kampuang urang nak"
 Cerita panjang penuh arti tersebut tidak terasa satu jam telah berlalu, mobil bus kami pun datang. Kami pun pamit dan bapak juga mendoakan kami agar sukses.Â
Pesan kami untuk bapak  " jaga kesehatan selalu pak dan semoga anak bapak sukses juga"
Kami berdua bergegas naik Mobil dan melambaikan tangan kepada bapak yang tidak kami ketahui namanya.
Terjemahan:Â
Apak = Bapak