Mohon tunggu...
Diky Aria Saputra
Diky Aria Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang mengetik....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Mimpi ke Realita: Bagaimana Disiplin Bisa Mengubah Hidup Saya

24 November 2024   09:55 Diperbarui: 24 November 2024   10:06 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar. by personal

Mimpi besar selalu menjadi bahan bakar bagi langkah-langkah kecil dalam hidup saya. Saya percaya semua orang pasti memiliki impian entah itu menjadi sukses dalam karier, membangun keluarga yang harmonis, atau menjalani kehidupan yang lebih sehat. Namun, sering kali, mimpi hanya berakhir sebagai bunga tidur jika kita tidak memiliki alat yang tepat untuk mewujudkannya. Dalam perjalanan hidup saya, saya menemukan bahwa alat itu adalah disiplin.

Awal Perjalanan: Mimpi yang Hampir Pudar

Beberapa tahun lalu, saya adalah seseorang yang penuh dengan ide dan impian, tetapi tanpa arah yang jelas. Saya ingin sukses, tetapi sering kali terjebak dalam kebiasaan menunda-nunda. Kalender penuh dengan rencana yang tidak pernah saya mulai. Impian untuk membangun bisnis sendiri atau mencapai gaya hidup sehat hanya menjadi catatan di buku harian yang perlahan berdebu.

Namun, titik balik itu datang ketika saya menyadari bahwa tanpa tindakan nyata, mimpi hanya akan tetap menjadi khayalan. Saya mulai mencari tahu, apa yang membedakan mereka yang berhasil dari mereka yang menyerah di tengah jalan? Jawabannya sederhana: disiplin.

Mengubah Pola Pikir: Disiplin adalah Kunci

Disiplin bukanlah sesuatu yang datang secara alami bagi saya. Awalnya, saya mengira disiplin itu membosankan sebuah rutinitas tanpa ruang untuk fleksibilitas. Tetapi, saya keliru. Disiplin bukanlah tentang menghilangkan kebebasan, melainkan menciptakan struktur yang memungkinkan kita meraih kebebasan sejati.

Langkah pertama yang saya ambil adalah membangun kebiasaan kecil. Saya mulai dengan hal sederhana: bangun lebih pagi setiap hari, menyusun to-do list harian, dan berkomitmen untuk menyelesaikan setidaknya tiga hal penting setiap hari.

Saya pun belajar untuk menghormati komitmen terhadap diri sendiri, sama seperti saya menghormati janji kepada orang lain. Jika saya menetapkan untuk berolahraga selama 30 menit, maka saya harus melakukannya, tidak peduli betapa malasnya saya saat itu.

Perjalanan Penuh Tantangan

Tentu saja, disiplin bukan tanpa tantangan. Ada hari-hari di mana saya tergoda untuk kembali ke kebiasaan lama. Tetapi, setiap kali saya merasa ingin menyerah, saya mengingat kembali alasan mengapa saya memulai. Saya mengingat impian saya, visi saya, dan bagaimana rasa bangga muncul setiap kali saya berhasil menyelesaikan tugas kecil.

Saya juga menemukan bahwa keberhasilan kecil menjadi pemicu motivasi. Ketika saya melihat progres nyata, seperti berat badan yang mulai turun, tabungan yang bertambah, atau bisnis kecil yang mulai berkembang, itu membuat saya ingin terus melangkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun