Mohon tunggu...
Moch Diki Widianto
Moch Diki Widianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mahasiswa yang hobi pada Jurnalistik dan ingin terus belajar menggali ilmu jurnalistik lebih dalam lagi serta menjadi jurnalis yang independen

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

4 Sahabat yang Paling Berkesan di Masa Putih Abu-abu

1 Agustus 2015   16:37 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:14 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini merupakan kisah nyata yang menarik menurut saya yang patut untuk diabadikan. Sedikit terlebih dahulu saya akan menceritakan perjalanan awal saya bertemu mereka hingga kamu berpisah.

Tahun 2010 saya merupakan siswa di SMK Negeri 1 Rangkasbitung, Banten masuk pada jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, disitulah saya bertemu dengan mereka dan dengan kesamaan nasib (jomblo) pada saat itu, kami akhirnya berteman.

Teman saya yang pertama, orangnya ganteng, cool  namun grogi-an kalau sama cewek tapi dia orangnya misterius dan benar-benar diluar dugaan namanya Dian Sobarna, dia merupakan alumni dari SMP yang sama seperti saya, sehingga kita tak sulit lagi untuk akrab. Dia ini orangnya ganteng tapi konyol, suatu hari pada jam belajar mengajar yang kebetulan tidak ada guru, dia malah ikut belajar main kartu remi di bangku belakang dan kepergok oleh guru yang kebetulan sedang mencari orang untuk jadi pemegang umbul-umbul (dalam adat sunda) di acara perpisahan kelas 3. Akhirnya dia dan teman-teman lainnya menjadi pemegang umbul-umbul. Namun karena tragedi kartu itulah dia akhirnya bertemu pujaan hatinya.

Kemudian teman saya yang kedua, orangnya malas, tampangnya begajulan, dikelas hobinya tidur di warnet hobinya download sampe bandwidth abis olehnya. Dia adalah Azwin Anggara, namun disisi itu, dia adalah orang yang baik. Pernah suatu hari dihari ulang tahun seorang wanita yang dia sukai pada waktu itu, dia hadiahi wanita itu boneka yang dibungkus kado yang saya sendiri harus bahu membahu bersama teman saya untuk membawa hadiahnya. Hingga akhirnya wanita itu menangis, eitsss bukan menangis karena terharu melainkan menangis karena kesal. Sungguh disitulah hari paling tragis dari sahabat saya yang satu ini.

 

Sahabat saya yang ketiga, dia adalah Ahmad Syukur Sumandi, dia sebetulnya orang yang paling itung-itungannya tinggi. Misalnya kalau kita baik ke dia, pasti dia juga bakal baik ke kita. Tak hanya itu saja, apabila kita lagi ada masalah sama dia dan kita memutuskan untuk tidak mengajak dia main bersama, dia akan melakukan berbagai cara seperti neraktir kita semua misalnya, tapi setelah kita kembali akur, kembali ke semula deh.Terus dia orang yang paling gaib dan bisa otomatis ilang. Suatu ketika kita lagi jajan berlima dan tak terasa sudah adzan dzuhur, kami memutuskan untuk pergi ke masjid sekolah, namun sayang sesampainya di masjid jumlah kita berkurang hahaha. Hanya ada 3 sahabat saja. Setelah saya cek, ternyata yang ilang dia. (sering banget intinya dia ilang).

 

Terakhir dia merupakan sahabat saya yang amat tabah dan sabar. Saya sangat segan dengannya, dia banyak mengajarkan saya dengan cerita kehidupan yang penuh perjuangan. Dia adalah Reza Akmal. Kesehariannya berjualan donat dan jamur disela istirahat sekolah kadang saya ikut membantunya. Ayahnya telah lama wafat meninggalkannya. Dia harus berusaha mencari nafkah guna membantu biaya sekolahnya dan menghidupi dirinya sendiri. Saat ini dia telah memiliki pekerjaan tetap di suatu perusahaan telekomunikasi. Itu semua berkat kerja kerasnya yang tak pernah menyerah untuk memutar roda kehidupan dari bawah keatas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun