Mohon tunggu...
Moch Diki Widianto
Moch Diki Widianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mahasiswa yang hobi pada Jurnalistik dan ingin terus belajar menggali ilmu jurnalistik lebih dalam lagi serta menjadi jurnalis yang independen

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rebut Kursi Terdepan di Hari Pertama Tahun Ajaran Baru

27 Juli 2015   08:00 Diperbarui: 27 Juli 2015   08:00 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Hari pertama sekolah - sumber : www.bekasiurbancity.com"][/caption]

Tahun ajaran baru bagi siswa/i baik Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi modal awal untuk bangkit menuju kilauan prestasi. Datang pagi menjadi budaya yang sudah ada dari mulai sebelum saya Taman Kanak-kanan hingga saat ini kuliah di Perguruan Tinggi.

Alasan yang utama mendorong semangat di hari pertama tahun ajaran baru adalah mencari kelas baru dan berebut tempat duduk paling depan, entah apa alasannya. Budaya yang saya anggap baik ini sudah lama sekali hadir bahkan turun-temurun hingga saat ini. Ini menjadi awalan yang baik untuk membuat kita bersemangat kembali dalam menyongsong prestasi.

Seperti yang tadi saya lihat pada Sekolah Dasar Negeri 1 Kaduagung Timur tempat saya mengenyam pendidikan SD disana, terlihat siswa dan siswi telah datang pagi hari sekita 6:20 WIB didepan kelas baru masing-masing untuk bersiap menyerbu tempat duduk paling depan. Tak hanya siswa dan siswi, kaum ibu pun tak mau ketinggalan. Seperti yang saya lihat disalah satu Madrasah Ibtidaiyah di Rangkasbitung, kaum ibu yang mengantar anaknya di awal pertama sekolah ikut ramai berebut kursi. Namun tentu dengan budaya tertib tidak dengan anarki.

Fenomena ini pun tak hanya terjadi di Sekolah Dasar, setelah saya berkeliling pagi ini dan mengamati, dibeberapa Sekolah Menengah baik Negeri maupun swasta di Rangkasbitung punya animo yang sama untuk datang lebih pagi dan rebut kursi terdepan di hari pertama tahun ajaran baru.

Saya berharap fenomena ini akan selalu saya temukan dan menjadi budaya disetiap daerah di Indonesia. Karena dengan ini masih ada harapan bagi generasi muda masa saat ini calon pemimpin masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun