Renjana dari Langit
Annisa Nadzirani Thaib & Diki Umbara
Sebelumnya aku belum pernah membagi sebagian hati.
Bertemu kau, aku luluh dalam pengecualian yang hidup dalam keyakinan.
Berdegup seluruh jenggala tubuhku; baru saja kau ketuk birai pintu jantungku,
dengan hatimu.
Berkelebat namamu dalam semesta di hadapanku,
berjalan mengalir di pemubuluh darahku, di kepalaku kita menyatu.
Bersimbur mengalir lewat nadi,
hingga kelak namaku namamu dirapal abadi.
Mengerang enggan kau aku lepaskan.
Senyatanya, kau sisipkan pelan belati rindu,
Jatuh cinta di tanganmu.
Melekap kita di rimbun pohonan; rindumu ruam kujaga,
Agar kita tetap dalam renjana di taman yang sama.
Aku mengetuk keterasingan kita dalam diam, lewat pelukan-pelukan;
Perlahan meramu mimpi, mengeja isi hati.
Mataku merangkup matamu; binar yang tak ingin kuhentikan,
mendera hendak kunyatakan.
Merunut jalan menuju kau yang melengkung senyuman,
Bias matamu membiru-hijaukan pengharapan.
Kau…. doa yang Tuhan kabulkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H