Mohon tunggu...
Dicky Rivaldi
Dicky Rivaldi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Anggota Resmi Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Diki Rifaldi, IDFAM5045U, Tangerang, Banten. Penulis Event Ter-Aktif 2018 FAM Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

First Kiss; Mahligai Cinta

26 Maret 2017   15:33 Diperbarui: 25 April 2017   02:00 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mahligai Sang Pencipta masih megah berdiri ada

Kulihat ditiap sisinya tak berubah banyak

Interior dan eksteriornya pun masih sama seperti sedia kala

Hanya beberapa pohon dihalamannya lenyap entah apa sebab


Sebatang jalan masih begitu setia melayani penggunanya

Sebatang jalan bersolek entah berapa kali sudah

Disebelah utara mahligai Sang Pencipta ada kisah terkubur di ratusan purnama lalu


Wajah-wajah anak tangga itu kini tampak murung diselimut sendu

Wajah satu pohon rambutan tiada sudah direnggut senja usia

Namun ada satu wajah seorang dara kala itu

Wajah nan ayu bergaris sendu dalam pelukan senja


First kiss di mahligai Sang Pencipta

Bukankah kau ucap kata hanya perpisahan sementara

Pendakianku ke bukit Mega Mendung, tegas kau larang aku!

Bukan aku tak hirau keinginanmu!

Kau akan tahu maksudku itu kelak ketika ‘dewasa’ setia mengabdi dalam dirimu


First kiss; mahligai cinta

Rupanya ‘dewasa’ tak mengingkari titahnya untukmu

Kini kau telah menjadi seorang dara pendaki gunung, pecinta alam

Dan . . . . .


Pendakianku ke bukit Mega Mendung, tegas kau larang aku!

Ratusan purnama berlalu sudah dalam first kiss; mahligai nelangsa

Dalam-dalam kegelisahanku akan sebuah tanya

Aku titip di sebuah negeri puisi untuk Dara.


Ciledug, 24 Februari 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun