Kutelan lara mentah-mentah
Kala aku melihat seraut wajah disela pintu asa
Laju khayalanku terhenti
Pada ironi kembang melati layu sebelum rekah
Kuurungkan niatku menemuimu
Kutinggalkan mimpi pada bias sinar mentari
Yang menelusup paksa lewat jendela hati
Sarimu sudah terhisap sang pejantan lain
Aku berlari membawa luka pedih perih
Kau merekah tersiram terik matahari
Kau tebar aroma langu pada langit kelabu
Dihujani kristal nestapa
Pada asa berujung lara.
Ciledug, 23 Maret 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!