Mohon tunggu...
Dicky Rivaldi
Dicky Rivaldi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Anggota Resmi Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Diki Rifaldi, IDFAM5045U, Tangerang, Banten. Penulis Event Ter-Aktif 2018 FAM Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Stasiun Jakarta Kota

9 Desember 2018   16:32 Diperbarui: 9 Desember 2018   16:40 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tibalah kita pada stasiun Jakarta-Kota, petang itu
Yang peluitnya melengking memanggil mimpi
Yang diminta mencari mimpi pada rentetan gerbong sebelum berjubal orang-orang
"Masinis segera menarik kereta. Tentunya dengan mesin-mesin yang tertanam di badan kereta itu." terkamu. jawabanmu tepat.
Dan kita kehilangan tempat. Dan kita melakukan perjalanan sendiri-sendiri
Deras hujan petang itu semestinya menyembunyikan air mata
Tapi "air mata ini seperti menandingi air hujan, menjadi lautan di hatiku." kataku dalam hati
Lalu kamu mencium tanganku, setelah uang 20. 000 kau keluarkan dari ranselmu; untukku
Tiap rintik air hujan. Wajahmu menjelma lautan rindu.

Ciledug, 3 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun