Mohon tunggu...
Diki Prayugo
Diki Prayugo Mohon Tunggu... Apoteker - Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Hobby : Olah raga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jangan Terhasut, Jangan Tersesat

20 November 2024   07:24 Diperbarui: 20 November 2024   07:25 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jangan Terhasut, Jangan Tersesat

Hidup adalah perjalanan panjang yang penuh dengan godaan dan tipu daya. Ada suara-suara halus yang membisikkan jalan pintas, ada pula gemerlap dunia yang sering menutupi kenyataan pahit di baliknya. Jika kita tidak waspada, mudah bagi kita untuk terhasut, mengikuti arus tanpa sadar, hingga akhirnya tersesat jauh dari tujuan sejati.

Di era ini, kita hidup di tengah derasnya informasi yang tak terbendung. Media sosial, berita, dan opini publik sering kali menciptakan ilusi kebenaran. Tidak semua yang tampak benar adalah kebenaran, dan tidak semua yang populer patut diikuti. Ketika kita membiarkan diri mudah percaya pada hal-hal yang tampak menggiurkan, kita membuka celah untuk terhasut. Godaan materi, janji manis yang tak realistis, atau bahkan tekanan sosial dapat dengan mudah menggiring kita pada pilihan yang salah.

Namun, terhasut bukanlah satu-satunya bahaya. Ketika kita mulai tersesat, langkah kita menjadi ragu-ragu, dan hati kita kehilangan arah. Tersesat terjadi ketika kita lupa akan nilai-nilai dasar yang membimbing hidup. Ketika kita mulai mengutamakan ambisi semata dan mengesampingkan integritas, kita mulai menjauh dari jalan yang benar.

Untuk menghindari semua itu, penting bagi kita untuk memiliki prinsip yang kokoh. Prinsip adalah kompas yang akan membimbing kita, bahkan di tengah gelapnya godaan dunia. Prinsip yang didasarkan pada kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat akan menuntun langkah kita tetap berada di jalan yang lurus.

Selain itu, kita perlu melatih diri untuk berpikir kritis. Jangan mudah percaya pada apa yang terlihat atau terdengar tanpa menyelidiki kebenarannya. Bertanya, memverifikasi, dan merenungkan adalah langkah penting untuk menjaga diri dari pengaruh buruk. Ingatlah, tidak semua orang yang tersenyum di depan kita memiliki niat baik, dan tidak semua jalan yang tampak mudah membawa kita pada kebahagiaan.

Akhirnya, kesadaran diri adalah senjata terbaik kita. Dengarkan hati, karena hati yang tulus akan selalu tahu mana yang benar dan salah. Jangan biarkan suara-suara luar menenggelamkan bisikan hati Anda sendiri.

Hidup memang penuh tantangan, tetapi dengan kewaspadaan, keteguhan prinsip, dan kesadaran diri, kita dapat menghindari jebakan dunia. Jangan terhasut, jangan tersesat. Pegang kendali atas hidup Anda dan melangkahlah dengan keyakinan pada jalan yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun