Mohon tunggu...
Ahmad Sahdikin
Ahmad Sahdikin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Buku "Menulis Itu Gampang"

25 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:29 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis Itu Gampang seperti judul buku karya Deni Darmawan Bagi mereka yang sudah terbiasa menulis dan memiliki banyak karya, menulis mungkin dianggap mudah atau tidak terlalu sulit. Namun, bagi mereka yang belum pernah menulis atau baru tertarik menjadi penulis, menulis bisa jadi sesuatu yang sulit. Oleh karena itu, satu-satunya cara agar menulis menjadi mudah adalah dengan terus berlatih, menulis secara terus-menerus hingga akhirnya mahir dan menyadari bahwa menulis tidak sesulit yang dibayangkan. Buku "Menulis itu Gampang" ini berusaha menunjukkan bahwa menulis sebenarnya adalah aktivitas yang mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Menulis tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang.

Buku ini memberikan panduan yang sederhana dan jelas tentang proses menulis, baik secara teori maupun praktik. Dalam buku yang diterbitkan oleh Eureka Media Aksara ini, Deni Darmawan  menjelaskan bahwa yang terpenting untuk menjadi penulis, baik cerpen, puisi, maupun tulisan ilmiah, adalah memiliki dorongan diri yang kuat dan terus melatih diri untuk menulis. Di dalam buku tersebut kita di ajarkan oleh beberapa para ulama di masa hidupnya yang sangat produktif menulis. Misalnya, Imam Nawawi semasa hidupnya banyak menulis karya tulis. Beliau meninggalkan 500 judul buku dan wafat pada usia 40 tahunan. Begitu dengan Imam Sayuthi, semasa hidup meninggalkan 600 kitab dan wafat pada usia 60 tahun. Seorang musafir , Ath-Thabari setiap harinya menulis 14 halaman. Setiap hari yang dilaluinya, tiada hari tanpa menulis {hlm. 51-56}. 

Bagi penulis pemula, penting untuk memahami jenis tulisan yang paling diminati. Misalnya, lebih menyukai fiksi daripada nonfiksi, atau lebih suka menulis cerpen daripada opini atau esai. Pilihlah jenis tulisan yang sesuai dengan hati nurani dan minat terbesar. Biasanya, kita baru bisa menulis beragam jenis tulisan setelah memiliki pengalaman yang cukup dalam menulis.Seorang penulis harus memiliki kepekaan tertentu yang dikembangkan, dilatih, dan diasah tajam saat membaca. Kepekaan ini meliputi bahasa, paragraf, kalimat, arti kata, kiasan, dan lain-lain. Kemampuan menggunakan aspek-aspek ini akan membuat tulisan kita enak dibaca atau tidak.
Terbitnya buku "Menulis itu Gampang" karya Deni Darmawan ini layak diperhitungkan dan dijadikan sebagai bacaan yang dapat memotivasi mereka yang ingin menjadi penulis profesional. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun