Mohon tunggu...
Dikidi Channel
Dikidi Channel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kisah Pendidikan Pak Raden

3 November 2015   14:31 Diperbarui: 3 November 2015   14:41 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kepergian Raden Suyadi Subekti Wirjokoesoemo, 82 tahun, meninggalkan duka mendalam bagi sang kakak, Seswati Suhario. Dia berkisah, adiknya merupakan seorang seniman yang sangat sederhana. ini dia beritanya ==> Klik disini

Menurut Seswati, perjalanan hidup Pak Raden penuh kesederhanaan meskipun ia merupakan keturunan ningrat dari Yogyakarta. Seswati, 90 tahun, mengatakan dunia seni sudah digeluti Pak Raden sejak kecil.

Pak Raden memulai kariernya sebagai seniman sejak ia pindah ke Jawa Timur. Saat itu dia memutuskan melepas nama keraton yang disandangnya dengan alasan masih adanya penjajah yang menduduki Indonesia.

Pada 1952, Pak Raden kemudian memutuskan untuk menempuh kuliah jurusan seni rupa di Institut Teknologi Bandung. Dia lulus pada 1960. Setahun kemudian, Pak Raden pergi ke Prancis untuk belajar dunia animasi hingga akhir 1963. "Dia memang sangat mencintai dunia seni," kata Seswati di rumah duka, Jalan Petamburan III Nomor 27, Jakarta Pusat, Sabtu, 31 Oktober 2015.

Hingga pada akhirnya, sekitar 1980-an Pak Raden berhasil menciptakan karakter serial Si Unyil. Ciptaan Pak Raden berhasil membius anak-anak di Indonesia. Namanya pun mulai terkenal. Hingga pada puncaknya, Produksi Film Nasional (PFN) memberinya hadiah rumah untuk ditinggali.

Meski hidup dalam gemerlap popularitas, sosok Pak Raden tetap dikenal sederhana. Bahkan kata Seswati, sampai akhir hayatnya ia tak memiliki rumah. Semua hasil jerih payahnya ia abdikan untuk dunia kesenian. Apalagi Pak Raden juga memutuskan untuk hidup sendiri dan tidak pernah memiliki istri.

Sementara itu, Keponakan Pak Raden, Rudi, 40 tahun, menambahkan, pamannya sangat baik kepada anak-anak. Ia masih ingat, saat-saat Pak Raden berkukuh tetap tinggal di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Padahal saat itu dia dalam puncak kesuksesan dan enggan untuk membeli rumah di kawasan perumahan.

Di rumah seluas sepuluh meter persegi itu, Pak Raden menghabiskan sisa usianya untuk melukis. Sudah tak terhitung lagi jumlah lukisan yang berhasil ia ciptakan. "Bahkan sepekan lalu, Pak Raden juga sempat shooting di Sidoarjo," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun