Saya sebenarnya tidak ingin menyentuh, membahas, dan bahkan mendebat isu-isu seputar Pilkada Jakarta. Tapi apalah daya, ada keterpanggilan jiwa yang menggerakkan saya untuk menulis terkait hal ini. Bukan tentang jenazah Bu Hindun, bukan pula tentang jihad bela al-Qur’an, ulama’, dan bela agama. Tapi tentang jihad Ganjar Pranowo yang melancong ke Jakarta, untuk mendukung dan mengkampanyekan sang petahana.
Saya tak ada urusan dengan tetek bengek Pilkada Jakarta. Saya hanya seorang mahasiswa yang hanya bisa menggelar aksi damai dan simpatik di kampus-kampus atas keterpanggilan jiwa, dan ikut merasakan penderitaan rakyat Rembang yang tanahnya dieksploitasi dan dirampas sang penguasa. Â
Okelah, saya paham bahwa Ganjar sedang menuruti perintah Mega. Tapi sebegitu dahsyatnya kah perintah tersebut, sehingga meninggalkan warganya yang sedang terkapar, kakinya disemen, hingga menelan satu nyawa. Dimanakah hati nurani Pak Gubernur Jawa Tengah itu?
Dari yang awalnya malas untuk update info terkait Pilkada Jakarta, saya akhirnya begitu bersemangat untuk mengulik, apa sebenarnya yang menyebabkan Ganjar begitu semangat mendukung Ahok di Pilkada Jakarta.
Entah ini sebuah kebetulan atau tidak. Tapi ini nyata, bahwa ternyata ada kesamaan antara Ahok dan Gubernur Jawa Tengah itu.
Pertama,sama-sama gubernur yang diusung PDIP. Luar biasa memang. Hanya demi Ahok, pemimpin daerah di seluruh Indonesia yang merupakan kader PDIP dikerahkan, disuruh bolos kerja di daerah mereka masing-masing, hanya untuk ikut mengkampanyekan dan memenangkan Ahok di Pilkada Jakarta. Â
Kedua, sama-sama melawan rakyatnya sendiri. Ganjar melawan petani. Ahok melawan Nelayan pulau reklamasi. Bagaimnana tidak, pabrik semen yang sudah dibatalkan izinnya oleh Mahkamah Agung, dilabrak oleh Ganjar, mengajukan surat baru dengan nama lain, dan dilanjutkan kembali pembangunannya. Pun dengan Ahok. Setelah dikalahkan rakyatnya sendiri di PTUN Jakarta, demi membela pengembang reklamasi, Ahok mengajukan banding yang akhirnya berhasil dimenangkannya.
Itulah kesamaan antara Ahok dan Ganjar Pranowo. Dua sosok pemimpin yang sama-sama melawan rakyatnya sendiri. Dua pemimpin yang sama-sama mementingkan kepentingan konglomerat, pengusaha, dan para elit daripada rakyatnya sendiri.
Salam__