Mohon tunggu...
Dike RamadhaniEkasari
Dike RamadhaniEkasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang berkenalan dan bertukar pandangan dengan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Pencegahan dan Penanganan Penyakit Mpox

1 Oktober 2024   06:14 Diperbarui: 1 Oktober 2024   07:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mpox (monkeypox) merupakan emerging zoonoses yang disebabkan monkeypox virus (MPXV), anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Mpox pada manusia pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo (Zaire/DRC) tahun 1970. Penyakit ini memiliki gejala sangat mirip dengan kasus smallpox yang pernah dieradikasi tahun 1980. Walaupun gejalanya lebih ringan daripada smallpox, namun mpox menyebar secara sporadis dan menjadi endemis di beberapa wilayah di Afrika, terutama di Afrika Tengah dan Barat. Penyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung 2--4 minggu, namun bisa berkembang menjadi berat dan bahkan kematian.

WHO pada 28 November 2022 telah mengumumkan pergantian nama penyakit yang semula monkeypox menjadi mpox. Perubahan tersebut disebabkan adanya rasisme. Sejak 13 Mei 2022, WHO terus menerima laporan berbagai negara terutama dari negara-negara non endemis. Per 10 Januari 2023, telah dilaporkan 84.415 kasus konfirmasi mpox dari 110 negara di 6 regional WHO.

Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka/terbuka, saluran pernapasan, atau selaput lendir. Di negara endemis, mpox kemungkinan bersirkulasi antara hewan mamalia, dengan sesekali menyebar ke manusia. Di negara endemis, penularan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, mengolah daging hewan liar, kontak langsung dengan cairan tubuh atau bahan lesi, atau kontak tidak langsung dengan bahan lesi, seperti melalui benda yang terkontaminasi. Mpox dapat menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit atau membran mukosa termasuk saat berhubungan seks baik saat berciuman, sentuhan, seks oral, atau penetrasi dengan seseorang yang memiliki gejala. Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin (yang dapat menyebabkan mpox bawaan) atau kontak erat selama dan setelah kelahiran. Belum diketahui apakah infeksi dapat menyebar melalui cairan ketuban, ASI atau darah. Studi diperlukan untuk lebih memahami risiko ini.

Diagnosis monkeypox berdasarkan pada manifestasi klinis dan pemeriksaan laboratorium. Ruam dimulai dengan makula, papula, vesikel dan berkembang menjadi krusta. Ruam akan mengenai area wajah, telapak tangan dan kaki, membrane mukosa oral, genitalia, konjungtiva dan kornea. Krusta akan menghilang dalam waktu 3 minggu. Secara klinis, diagnosis banding monkeypox dapat mempertimbangkan penyakit dengan ruam lainnya, seperti smallpox (meskipun sudah dieradikasi), cacar air (varicella/chickenpox), campak, infeksi kulit akibat bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat tertentu.

Belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus monkeypox. Vaksin yang digunakan selama program pemberantasan cacar (smallpox) memberikan perlindungan terhadap monkeypox. Vaksin baru yang dikembangkan untuk smallpox telah disetujui pada tahun 2019 untuk digunakan dalam mencegah monkeypox namun ketersediaan global masih terbatas. Vaksin ini terbukti efektif hingga 86% dalam mencegah penularan, dan diberikan dalam dua dosis dengan jarak 28 hari. WHO dan CDC merekomendasikan pemberian vaksin diprioritaskan terutama pada petugas laboratorium, Tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan dan populasi berisiko.

Pencegahan lainnya dengan menghindari kontak langsung atau provokasi hewan penular monkeypox yang diduga terinfeksi monkeypox seperti hewan pengerat, marsupial, primata non-manusia (mati atau hidup), menghindari konsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar, dan membiasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar.

KATA KUNCI: Monkeypox, Pencegahan, Penanganan, Virus

DAFTAR PUSTAKA

Fikih, A., 2024. Pencegahan dan Pengobatan Monkey Pox. [Online]
Tersedia di: https://www.ui.ac.id/pencegahan-dan-pengobatan-monkey-pox/
[Diakses pada 27 September 2024].

Maulina, S., 2024. Wabah Mpox Merebak, Dosen UNAIR Tekankan Pentingnya Langkah Pencegahan. [Online]
Tersedia di: https://unair.ac.id/wabah-mpox-merebak-dosen-unair-tekankan-pentingnya-langkah-pencegahan/
[Diakses pada 27 September 2024].

RI, K. K., 2022. PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MONKEYPOX. PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MONKEYPOX, pp. 9-11, 17-18.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun