Mohon tunggu...
Dikdik Sadikin
Dikdik Sadikin Mohon Tunggu... Akuntan - Direktur Pengawasan Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan

Dikdik Sadikin. Kelahiran Jakarta, 20 Februari 1965, adalah Direktur Pengawasan Bidang Pengembangan SDM dan Kebudayaan di sebuah instansi pemerintah, dengan karir di birokrasi selama sekitar 37 tahun, berdomisili di Bogor. Sejak SMP (1977), Dikdik sudah menulis dan dimuat pertama di majalah Kawanku. Beberapa cerpen fiksi dan tulisan opininya pernah dimuat di media massa, antara lain tabloid Kontan dan Kompas (“Soekarno, Mahathir dan Megawati”, 3 November 2003, dan terakhir “Jumlah Kursi Menteri dan Politik Imbalan”, Kompas 9 Oktober 2024). Dikdik Sadikin juga pernah menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum pada majalah Warta Pengawasan pada periode 1999 s.d. 2002. Sebagai penulis, Dikdik juga tergabung sebagai anggota Satupena DKI. Latar belakang pendidikan suami dari Leika Mutiara Jamilah ini adalah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (lulus 1994) dan Magister Administrasi Publik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (lulus 2006).

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Merancang Keuangan di Tengah Ketidakpastian 2025

31 Desember 2024   09:15 Diperbarui: 31 Desember 2024   09:30 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Image Creator Bing.


Mengelola keuangan pribadi, khususnya pada tahun 2025, membutuhkan strategi yang matang dan adaptif. Kita dihadapkan oleh inflasi yang terus meningkat, kenaikan harga bahan pokok, dan ketidakpastian ekonomi global. Bagaimana kita dapat menyikapi perubahan ini dengan bijak? Mudah mengatakan bahwa kuncinya terletak pada perencanaan yang strategis, pengurangan pengeluaran yang tidak perlu, serta pengaturan ulang prioritas keuangan. Tapi bagaimana konkrit pelaksanaannya? Berikut beberapa tips keuangan 2025.


Sumber : Image Creator Bing + RemakerAI
Sumber : Image Creator Bing + RemakerAI

1. Memahami Pola Belanja dan Menciptakan Efisiensi

Albert Einstein pernah berkata bahwa "kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang kali dan mengharapkan hasil yang berbeda." Begitu pula dalam keuangan. Kebiasaan belanja harian tanpa perencanaan sering kali berakhir dengan pengeluaran berlebih. Salah satu solusi praktis adalah belanja dalam jumlah besar untuk kebutuhan jangka panjang, seperti bahan makanan pokok atau barang rumah tangga. Selain mengurangi frekuensi belanja, cara ini juga dapat menghindari tambahan biaya akibat pembelian kecil yang lebih mahal dalam jangka panjang.


Sumber: Image Creator Bing.
Sumber: Image Creator Bing.
2. Mengurangi Pengeluaran Tidak Esensial

Langganan layanan digital, kebiasaan nongkrong di kafe, atau belanja impulsif sering kali menjadi penyebab utama kebocoran keuangan. Pilihlah pengeluaran yang benar-benar mendukung kebutuhan utama Anda. Misalnya, batasi langganan streaming menjadi satu layanan saja yang paling sering digunakan. Dana yang dihemat dapat dialihkan untuk tabungan atau investasi, menciptakan manfaat jangka panjang yang lebih nyata.

Sumber: Image Creator Bing.
Sumber: Image Creator Bing.


3. Menyesuaikan Prioritas Kantong Keuangan

Menghadapi ketidakpastian ekonomi pada 2025, meningkatkan alokasi untuk dana darurat menjadi langkah penting. Jika sebelumnya Anda hanya menyisihkan 10% pendapatan, pertimbangkan untuk menaikkannya menjadi 15-20%. Dana darurat ini akan menjadi bantalan penting dalam menghadapi situasi tak terduga, seperti biaya kesehatan mendadak atau perubahan penghasilan.

Sumber: Image Creator Bing.
Sumber: Image Creator Bing.


4. Membangun Kebiasaan Keuangan yang Sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun