Berkaca dari nilai indeks kota Depok dan Cilegon, juga tragedi kelam konflik Sampit. Maka dapat disimpulkan betapa pentingnya memahami konsep Multikulturalisme dengan prinsip kesetaraan dalam menjalani kehidupan. Prinsip sederhana akan kesetaraan itu sendiri, salah satunya yaitu kesetaraan dihadapan hukum, gender, dan politik. Jangan sampai kemurnian prinsip kesetaraan yang selama ini dijunjung tinggi untuk tegaknya keadilan ternodai oleh oknum yang tidak bertanggung jawab atau bahkan dari diri kita sendiri.
Akhir Kata
Dalam acara Festival HAM 2021, bertema Bergerak Bersama Memperkuat Kebhinnekaan, Inklusi dan Resiliensi. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan, semua elemen masyarakat tetap memperteguh kekuatan untuk bersatu dalam bingkai keberagaman, meski kerap diuji dengan intoleransi, pemaksaan kehendak, dan permasalahan lain.
"Keberagaman yang seharusnya menjadi kekayaan, kekuatan kita sebagai bangsa, kerap diuji dengan intoleransi, pemaksaan kehendak, dan permasalahan lainnya, dimana ini merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk menjawabnya dengan satu tekad bahwa bangsa ini harus bersatu dan saling menghargai pluralisme di dalam berbangsa dan bernegara, untuk kemudian bergerak bersama didalam mencapai tujuan nasional," paparnya saat memberikan sambutan dalam acara Festival HAM 2021, dari Jakarta Pusat, Rabu (17/11/2021).
Bahkan bapak Presiden Joko Widodo dalam salah satu kesempatan yang terbaru, yaitu dalam acara Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Kenegaraan 1443 H, yang ditayangkan YouTube Kemenag RI, pada Selasa, 19 April 2022. Beliau berpesan, "Saya mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Qur'an ini sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur,"
Semoga keberagaman yang dimiliki Indonesia, sungguh akan menjadikan bangsa ini sebagai suatu bangsa yang memang layak untuk dijadikan acuan kedepannya, bukan hannya diruang lingkup peserta Konferensi Asia-Afrika tetapi dunia. Layak atau tidaknya Indonesia sebagai negara acuan yang berhasil mengelola keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dimulai dari sikap kita dalam menyikapi makna keberagaman dengan bijak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H