Isra Mi'raj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam satu malam. Isra adalah perjalanan malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Mi'raj adalah perjalanan naik dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha, langit tertinggi. Peristiwa ini merupakan salah satu mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW dan memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam.
Isra: Perjalanan dari Makkah ke Yerusalem
Perjalanan Isra dimulai ketika Nabi Muhammad SAW sedang berada di Masjidil Haram. Malaikat Jibril datang dan membangunkan beliau. Kemudian, Jibril membawa Nabi Muhammad SAW ke tempat yang disebut Al-Buraq, seekor hewan yang lebih cepat dari kuda.
Al-Buraq membawa Nabi Muhammad SAW dan Jibril dari Makkah ke Yerusalem dalam waktu singkat. Sesampainya di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW turun dari Al-Buraq dan masuk ke dalam masjid. Di sana, beliau bertemu dengan para nabi dan rasul lainnya, seperti Ibrahim, Musa, dan Isa. Nabi Muhammad SAW kemudian memimpin mereka dalam salat.
Mi'raj: Perjalanan ke Sidratul Muntaha
Setelah salat, Jibril membawa Nabi Muhammad SAW naik ke langit. Mereka melewati berbagai tingkatan langit dan bertemu dengan para nabi di setiap tingkatan. Di langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW mencapai Sidratul Muntaha, tempat yang paling tinggi dan tidak dapat dicapai oleh siapa pun selain Allah SWT dan makhluk-makhluk yang diizinkan-Nya.
Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT, yaitu perintah untuk melaksanakan salat lima waktu sehari semalam. Perintah ini merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam.
Makna Isra Mi'raj
Peristiwa Isra Mi'raj memiliki banyak makna yang mendalam bagi umat Islam. Di antaranya adalah:
1. Kebesaran Allah SWT: Isra Mi'raj menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah SWT. Allah SWT mampu membawa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan yang sangat jauh dalam waktu singkat.