Mohon tunggu...
Dika Pratamax
Dika Pratamax Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tuhan Ciptakan Sepasang Mata Untuk Menelanjangi Realita , Otak Untuk Mencumbui Fikiran dan Lekukan Jemari Untuk Menjamah Isi Dunia dengan Tulisan "Sadumuk Bathuk Sanyari Bumi, Mikul Dhuwur Mendhem Jero"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tumbuh Bersama Musik

14 November 2013   01:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:12 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pakar musik Bernstein dan Picker pada tahun 1972 berpendapat bahwa musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni serta dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada pendengarnya. Sedangkan EAGLE Jr. Mengatakan bahwa musik sebagai organisasi dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu. Namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia musik dapat diartikan sebagai ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan , Kombinasi,dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinam-bungan. Terlepas apapun pengertian musik oleh para ahli, musik rupanya telah mampu membuktikan kekuatannya dengan susunan nada yang dibuat oleh penciptanya. Dimasa Indonesia masih berbentuk kerajaan-kerajaan musik menjadi alur kultural kehidupan bermasyarakat. Bahkan dibeberapa tempat Indonesia musik menjadi sesuatau yang sangat sakral sehingga hanya bisa dimainkan disaat-saat tertentu, seperti gending kebo giro yang hanya bisa terdengar ketika prosesi pernikahan adat Jawa ataupun suku bangsa Melanesia di sekitar wilayah kepulauan Maluku, mereka biasa menari dengan diiringi alat musik yang ditabuh sebelum melakukan upacara perang adat.
Dibeberapa kesempatan lain musik sudah berkembang jauh tidak hanya sebagai lantunan nada untuk mengiringi prosesi pernikahan atau perang, Melainkan juga digunakan untuk terapi kesehatan, hasil dari penelitian yang menunjukan bahwa musik juga dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (emotional intelligent) seseorang. Dengan mengacu perkembangan kognitif, bila musik diterapkan terhadap anak maka musik dapat memberikan stimulus terhadap organ motorik dalam hal ini keterampilan gerak. Anak-anak juga lebih cepat memberikan respon motorik ketika mereka mendengarkan lantunan lagu. Sehingga kepekaan sensorik terhadap gerak akan meningkatkan daya tumbuh kembang anak. Selain meningkatkan motorik ternyata musik juga mampu memberikan stimulus kecerdasan emosinal ketika mendengarkan musik klasik. Dengan ritme,harmoni dan melodi tertentu dari musik klasik dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar anak.
Remaja merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi (hubungan) dan komunikasi terhadap orang lain untuk memanusiakan dirinya. Pada usia remaja mereka cenderung untuk ingin dicintai, diakui, bahkan dihargai oleh orang lain. Kebutuhan akan hal tersebut menimbulkan beberapa unsur salah satunya dalam melakukan hubungan sosial terhadap suatau kelompok. Remaja akan lebih cepat merespon terhadap kelompok yang memiliki Genre musik yang sama dengan dirinya dibanding kelompok yang tidak sealiran dengan selera musiknya, Sehingga pola komunikasi yang terjadi dalam kelompok tersebut berjalan lebih efisien. Dengan musik pula remaja mampu meningkatkan emotional creativity sehingga meningkatkan daya kritis akan suatu fenomena di masyarakat. Seperti contoh beberapa pemusik bergenre punk melampiaskan kritikan pedas kepada realitas bernegara lewat lantunan syair-syair lagu satir mereka.
Musik seharusnya menjadi bagian penting dalam melakukan aktivitas sosial terbukti musik mampu merambah mulai dari budaya kultural tradisional hingga modern, musik juga berdampak baik terhadap tumbuh kembang manusia. Dari musik juga mampu mengantarkan pesan-pesan sosial terhadap fenomena di masyarakat. Mungkin sampai akhir bumi ini berputar dan masih banyaknya yang ingin menikmati musik, musik tetap akan hidup dan terus mengalun dengan caranya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun