Teori empati Martin Hoffman menjelaskan bagaimana empati berkembang seiring dengan pertambahan usia seseorang. Teori ini juga menunjukkan bagaimana empati terkait dengan prinsip-prinsip moral, seperti keadilan dan kepedulian.
Menurut Martin Hoffman, empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain. Empati memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kognitif dan dimensi afektif.
Tahapan perkembangan empati menurut Martin Hoffman:
Empati global
Tahap ini terjadi pada bayi, di mana mereka belum bisa membedakan diri sendiri dengan orang lain.
Empati egosentris
Tahap ini terjadi pada anak-anak usia 1-2 tahun, di mana mereka mulai menyadari perbedaan antara diri sendiri dengan orang lain.
Empati quasi-egosentris
Tahap ini terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun, di mana mereka mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda.
Empati kognitif
Tahap ini terjadi pada anak-anak yang lebih besar, di mana mereka dapat memahami perspektif orang lain.
Empati abstrak
Tahap ini terjadi ketika seseorang mampu mempertimbangkan konteks sosial dan sejarah untuk memahami emosi orang lain.
Martin Hoffman adalah seorang psikolog yang mempelajari peran empati dalam membentuk hubungan.
Martin Hoffman mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain. Ia mengemukakan bahwa empati memiliki dua dimensi utama: dimensi kognitif, yang melibatkan pemahaman tentang perasaan orang lain, dan dimensi afektif, yang mencakup respons emosional terhadap perasaan tersebut1.
Hoffman menunjukkan bagaimana empati (afek) menjadi terkait atau terikat dengan prinsip-prinsip moral (berasal dari kognitif dan sosial) seiring perkembangan seseorang . Sintesis ini digunakan secara kuat untuk menjelaskan pelestarian atribut sosial berupa kepedulian dan keadilan dalam masyarakat barat.
Martin Hoffman, seorang psikolog terkenal , telah mempelajari secara mendalam peran empati dalam membentuk hubungan, khususnya dalam lingkungan perawatan kesehatan dan sosial. Karyanya menekankan pentingnya empati dalam menumbuhkan pemahaman, kasih sayang, dan komunikasi yang efektif antara pengasuh dan orang yang mereka rawat.
Teori Hoffman menggambarkan bahwa empati berkembang dalam empat tahap utama: empati global, di mana bayi bereaksi secara emosional tanpa pemahaman; empati egosentris, di mana anak-anak memproyeksikan perasaan mereka sendiri; tekanan empati, yang mencerminkan tumbuhnya kesadaran akan penderitaan orang lain; dan empati yang matang, di mana ..
Martin Hoffman mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain. Hoffman juga menjelaskan bahwa empati memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kognitif dan dimensi afektif.
Menurut Hoffman, empati berkembang melalui beberapa tahap, yaitu:
Empati global
Tahap ini terjadi pada bayi, di mana mereka belum bisa membedakan diri sendiri dengan orang lain.
Empati egosentrik
Tahap ini terjadi pada anak usia 1-2 tahun, di mana mereka mulai menyadari perbedaan diri sendiri dengan orang lain.
Empati kognitif
Tahap ini terjadi pada anak yang lebih besar, di mana mereka bisa memahami perspektif orang lain.
Empati abstrak
Tahap ini terjadi ketika individu bisa mempertimbangkan konteks sosial dan sejarah dalam memahami emosi orang lain.
Hoffman juga menekankan bahwa empati harus tertanam dalam prinsip-prinsip moral agar manusia bisa hidup bersama secara damai.
Martin Hoffman mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain. Ia mengemukakan bahwa empati memiliki dua dimensi utama: dimensi kognitif, yang melibatkan pemahaman tentang perasaan orang lain, dan dimensi afektif, yang mencakup respons emosional terhadap perasaan tersebut1.
Hoffman menyatakan bahwa moralitas yang hanya berlandaskan pada empati saja tidak akan adil dalam kelompok manusia yang besar dan beragam serta akan menimbulkan bias dan konflik . Untuk hidup bersama secara damai, Hoffman menegaskan bahwa empati harus tertanam dalam prinsip-prinsip moral, yang menjadi pokok bahasan bagian kelima buku ini.
Salah satu proses empati yakni apa yang disebut advance cognitive processes yakni bahwa pada proses ini maka untuk terjadinya empati individu dituntut untuk?
Ketiga, advance cognitive process. Pada proses ini kita dituntut untuk mengarahkan kemampuan kognitif kita. Affective outcomes dibagi lagi ke dalam dua bentuk, yaitu parallel dan reactive outcomes.
Salah satu proses empati yakni apa yang disebut advance cognitive processes yakni bahwa pada proses ini maka untuk terjadinya empati individu dituntut untuk?
Ketiga, advance cognitive process. Pada proses ini kita dituntut untuk mengarahkan kemampuan kognitif kita. Affective outcomes dibagi lagi ke dalam dua bentuk, yaitu parallel dan reactive outcomes.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI