Ayres menekankan kompleksitas ekonomi sebagai ilmu sosial, mendorong pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor non-ekonomi seperti norma budaya, nilai sosial, dan interaksi sosial dalam analisis ekonomi. Pemikirannya menyoroti pentingnya konteks sosial dalam pemahaman ekonomi dan berkontribusi pada perkembangan aliran ekonomi kelembagaan yang lebih menyeluruh.
Contoh konkret dari relevansi pemikiran Clarence E. Ayres dengan kondisi saat ini melibatkan peran institusi, norma sosial, dan teknologi. Dalam konteks ekonomi modern seperti, perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan dan otomatisasi telah mengubah lanskap pekerjaan dan produktivitas secara signifikan.
Aliran Quasi Kelembagaan
1. Pemikiran SchumpeterÂ
Pemikiran Schumpeter bertumpu pada ekonomi jangka panjang yang terlihat dalam analisisnya, baik mengenai terjadinya inovasi komoditi baru maupun dalam menjelaskan terjadinya siklus ekonomi. Schumpeter berpendapat bahwa kewirausahaan adalah kunci pertumbuhan ekonomi kapitalis.
Schumpeter juga berpendapat bahwa inovasi dapat menyebabkan siklus bisnis. Keseimbangan ekonomi yang statis dan stasioner seperti konsep pada kaum ortodoks mengalami gangguan dengan adanya inovasi, gangguan tersebut berusaha mencari keseimbangan baru.
Aliran ini menekankan pentingnya peran inovasi dan kreativitas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga menekankan pentingnya peran kelembagaan dalam mendorong inovasi.
Kelembagaan dapat berupa aturan, regulasi, atau tatanan sosial. Kelembagaan yang mendukung inovasi dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelaku ekonomi untuk berinovasi. Contoh relevansi Pemikiran Schumpeter dengan perkembangan ekonomi dan bisnis di era modern, seperti perkembangan teknologi digital, perkembangan ekonomi kreatif, perkembangan kewirausahaan.
2. Pemikiran Gunnar MyrdalÂ
Myrdal dikenal dengan teorinya tentang "gunung es ekonomi", yang berpendapat bahwa ekonomi tidak hanya terdiri dari pasar dan pemerintah, tetapi juga institusi sosial dan budaya yang tidak terlihat.
Myrdal beranggapan bahwa bagi negara berkembang agar dapat menjadi negara maju diperlukan perencanaan pembangunan yang meliputi segala aspek. Yaitu aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, kependudukan, maupun sektor lainnya.
Myrdal berpendapat bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya dapat dicapai melalui pertumbuhan ekonomi, tetapi juga perlu memperhatikan aspek sosial dan budaya. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi perlu dirancang secara holistik, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang saling terkait.
3. Pemikiran John Kenneth Galbraith
Galbraith dikenal sebagai salah satu ekonom terkemuka abad ke-20 dan telah membuat kontribusi besar dalam pemikiran ekonomi, terutama dalam kritik terhadap pandangan ekonomi klasik.
Galbraith berpendapat bahwa pemerintah perlu memainkan peran aktif dalam mengelola perekonomian untuk mengatasi masalah-masalah ini. Pemerintah dapat menggunakan berbagai kebijakan untuk mengatasi kegagalan pasar, ketidakseimbangan pasar, dan inefisiensi pasar dan menstabilkan
perkembangan ekonom.