Mohon tunggu...
Handika Rahmat Dwi Putro
Handika Rahmat Dwi Putro Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Student at UIN Syarif Hidayatulah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membiarkan yang Tak Seimbang

25 Juli 2020   01:27 Diperbarui: 29 Juli 2020   20:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara hubungan bicara tentang dua insan
Multi-kebiasaan yang coba dipersatukan
Dengan harapan untuk kemudian saling mempertahankan
Ya, itu semua berjalan ketika semua sesuai yang diharapkan

Namun kini aku kembali belajar
Bahwa memaksakan justru akan membuat semuanya buyar
Membiarkanpun pasti kemudian harus ada yang di bayar
Kala ekspektasi dan harapan membuat kita hilang sadar

Sejak awal kita membiarkan hubungan ini berjalan tak seimbang
Kau dan aku tak menjadi pribadi yang sebenarnya ketika di depan dan di belakang
Sampai kemudian hubungan ini terasa mengambang dan bimbang
Bukan siapa yang bertahan, tetapi siapa yang lebih dulu menghilang

Kau merasa atau tidak saat itu, tapi bagiku kita sepakat untuk membiarkan
Sekedar perhatian untuk formalitas bahwa masih saling membutuhkan
Setiap pertemuan yang kemudian hanya menjadi ajang perdebatan
Hingga aku sedikit demi sedikit kehilangan makna apa arti sebuah kenangan
Dan menjadi akrab dengan kata perpisahan

Kata jenuh dan bosan adalah muara dari semua hal yang tak seimbang
Kau cuek dan jarang menanyakan kabar bukanlah hal yang ku timbang
Dan perihal keseriusan, ku rasa telah ku tunjukan dengan gamblang
Yang menyedihkan, aku bertahan hanya karena takut melihatmu dengan lain orang

Dan aku hanya ingin kau tahu sebelum sampai dititik itu
Berdebat dengan diriku sendiri menjadi jadwal harianku
Ketika bertahan sudah tidak menjadi pilihan nomer satu
Namun untuk jujur aku pun tak yakin sanggup kala itu

Waktu pun menuntutmu untuk kemudian mulai merasakan
Bahwa perbedaan sudah menjadi hal yang harus segera diberikan kejelasan
Ku paksakan diriku mengatakan kejujuran yang tak kau harapkan
Saat itu aku hanya sanggup berdoa semoga kelak kau memaafkan

Dan kini kata kita telah berubah menjadi kata masing-masing
Keakraban telah berubah menjadi saling asing
Tetapi roda waktu membuat sadar bahwa kita telah mengambil keputusan penting
Bahwa membiarkan yang tak seimbang tak mungkin membuat dua insan tetap bersanding

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun