Tren mendaki gunung kini semakin diminati oleh banyak orang, terutama dikalangan anak muda. Fisik yang bugar dan keinginan untuk mengabadikan momen menjadi semangat mereka untuk menggapai puncak. Mendaki gunung menjadi aktivitas yang memuaskan baik secara fisik maupun mental.
Pada tahun ini, saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan ke salah satu gunung yang terletak di perbatasan kabupaten Semarang dan kabupaten Magelang, Gunung Telomoyo. Pengalaman yang bukan hanya menantang fisik kami, tetapi juga memberikan pelajaran tentang kebersamaan dan keberanian.
Petualangan dimulai saat tiba di tempat peristirahatan Arsal, beralamat di desa Tolokan, kecamatan Getasan. Sebelum memulai pendakian, saya dan teman-teman singgah untuk meluruskan kaki, melepas penat, sesekali memejamkan mata. Jarak yang jauh dengan estimasi 3 jam perjalanan sudah menguras seluruh tenaga dan rasa kantuk. Kami juga memastikan untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pihak pengelola, karena pendakian di zaman sekarang sangat memperhatikan aspek keselamatan dan keberlanjutan lingkungan.
Waktu yang dibutuhkan dari tempat peristirahatan menuju puncak Ismoyo sekitar 2 sampai 3 jam. Pendakian dimulai dengan medan yang beragam, mulai dari jalan berbatu hingga hutan yang lebat. Vegetasi cenderung tertutup menjadikan jarak pandang di malam hari menjadi sulit, namun dengan adanya lampu senter memudahkan kami untuk membedakan antara batuan licin dan kering. Sepanjang perjalanan, kami bertemu dengan pendaki lain yang berasal dari berbagai daerah, menunjukkan betapa pendakian kini menjadi aktivitas populer dan tentu positif di kalangan masyarakat urban.
Keindahan puncak gunung Merbabu seringkali tertutup dengan awan. Gunung yang seharusnya menjadi latar belakang pemandangan dari puncak Telomoyo itu telah menjadi incaran para anak muda untuk berswafoto. Kami membentangkan matras di tanah lapang dan menikmati fajar di bawah langit penuh awan putih, momen ini memberikan saya kesempatan untuk merefleksikan bahwa alam tidak akan pernah mengikuti apa yang kita inginkan, namun rasa semangat untuk menggapai puncak dan kebersamaan dapat menjadi arti dari seluruh perjalanan ini.
Pendakian di zaman sekarang, selain menjadi sarana untuk mendekatkan diri dengan alam, juga memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Banyak kampanye pendakian bersih yang digalakkan oleh para komunitas pendaki, dengan menggandeng pihak pengelola dapat membuat peraturan agar setiap pendaki diwajibkan untuk membawa turun sampah mereka. Hal ini menjadi salah satu perbedaan signifikan dari pendakian di lalu, di mana kesadaran lingkungan belum sepenuhnya terbentuk.
Pengalaman pendakian ke Gunung Telomoyo ini tidak hanya mengajarkan saya tentang ketahanan fisik dan mental, tetapi juga tentang rasa bersyukur dan tanggung jawab kita sebagai manusia untuk menjaga kelestarian alam. Semoga kegiatan pendakian ini dapat terus menjadi sarana bagi kita untuk mengagumi, menghargai, dan melindungi keindahan alam Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI