[caption id="" align="aligncenter" width="468" caption="Para pendiri Karamel (Wahyu Adhi, Aditya Dwi Putra, dan Sarah Paramitasari), bersama Dave McClure (baju hitam) dari 500 Startups."][/caption] JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak diciptakan pada tahun 2000-an, teknologi Captcha tidak mengalami perubahan signifikan hingga kini. Alat uji antispam untuk membedakan manusia dansoftware otomatis itu selalu menuntut pengunjung situs web memasukkan huruf dan angka. Di Indonesia, hadir sebuah perusahaan rintisan (startup) di bidang digital yang menawarkan captcha dengan sensasi unik. Perusahaan itu adalah Karamel, yang membuat captcha dalam bentuk visual. Tak hanya itu, layanan ini berpotensi menjadi platform iklan. Karamel mengajukan pertanyaan sederhana kepada pengunjung situs web yang harus dijawab dengan memilih satu dari empat gambar. Nah, gambar yang merupakan jawaban atas pertanyaan itu selanjutnya harus digeser dan diletakan ke area yang dituju. Gambar di bawah ini merupakan tampilan captcha dari Karamel. Di bagian bawah captcha terdapat pertanyaan sekaligus perintah: “Geser gambar lemon ke gelas minuman.” Tugas pengunjung situs web adalah memilih gambar lemon di dalam lingkaran berwarna oranye, lalu menggeser dan meletakannya ke gelas.
Contoh pertanyaan sederhana dalam captcha a la Karamel
Pertanyaan dari Karamel saat ini ditampilkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris, dan akan menyusul bahasa lainnya. Karamel telah menyiapkan lebih dari seratus ikon untuk pilihan bergambar. Namun, belum semuanya dipublikasi. Jika Anda ingin mencoba captcha Karamel, kunjungi saja situs resminya lalu rasakan sensasinya. Perusahaan ini sebelumnya bernama Gotcha, lalu ganti nama jadi Karamel pada November 2013. Perubahan nama terjadi lantaran menghindari masalah hukum, karena nama Gotcha terlalu banyak dipakai untuk nama perusahaan, produk, dan domain internet. Karamel didirikan oleh Aditya Dwi Putra pada Februari 2013 dan kini telah berbentuk badan usaha. Aditya fokus pada teknologi dan promosi, kemudian ada Wahyu Adhi yang bertanggung jawab di bidang keuangan dan pemasaran, serta Sarah Paramitasari yang bertanggung jawab atas konten. Selain itu, Karamel juga memiliki penasihat, yaitu Shinta Dhanuwardoyo yang punya pengalaman dalam bisnis digital, dan Brata Rafly juga punya banyak pengalaman dalam industri teknologi di Indonesia. Karamel punya misi menggantikan tradisional captcha. “Kami yakin captcha yang kami kembangkan lebih sulit dibaca oleh spam bot dan sudah terbukti hingga saat ini,” kata Aditya kepadaKompasTekno. Platform iklan Selain captcha, Karamel juga didesain sebagai platform iklan yang mampu menempatkan kampanye iklan pada sebuah pilihan bergambar di captcha. Aditya mengklaim, cara ini membuat sebuah produk atau jasa lebih dekat dan berinteraksi dengan pengunjung sebuah situs web. Menurut Aditya, publisher yang ingin mengimplementasikan Karamel tidak dikenakan biaya sama sekali. Justru, Karamel akan melakukan revenue share iklannya kepada publisher sebesar 40 persen. Karamel memperkenalkan metode cost per solved ads (CPSA) yang mirip dengan cost per engangement. Jadi, Karamel akan memotong saldo pengiklan atau agensi periklanan jika ada pengunjung situs web yang menjawab pertanyaan dengan benar pada captcha yang berhubungan dengan produk atau jasa, atau pengiklan membayar per jawaban yang benar. Aditya mengatakan, saat ini layanan Karamel telah bermitra dengan 50 publisher dan terus mencari mitra pengiklan. Layanan Karamel dapat digunakan di situs web yang memanfaatkan content management system (CMS) dari vBulletin, WordPress, Code Igniter, dan PHP. “Kami mencoba melakukan crowdsourcing bila ada teman-teman developer yang bisa mengembangkan plug-in untuk CMS lain seperti Joomla, Vanilla, Prestashop, dan lainnya,” terang Aditya. Saat ini, Karamel masih dalam tahap inkubasi dan mendapat pendanaan dari Telkom Indonesia dalam program Indigo Incubator di Bandung. Editor:
Reza Wahyudi Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya