Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang jumlah pulaunya mencapai tujuh belas ribu pulau lebih yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Dengan jumlah pulau yang sangat banyak ini, wisata bahari yang dimiliki Indonesia juga sangat beragam. Setiap pulau, baik besar ataupun kecil, memiliki daya tarik sendiri berupa pantai, laut, dan keindahan pesisirnya. Daya tarik ini juga menyumbang jumlah angka wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Seperti yang dilansir dari Kompas.com, data dari Kementerian Pariwisata, dari 9 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, 1 juta di antaranya merupakan wisatawan bahari. Tingginya wisatawan mancanegara bahari juga turut menyumbang 35 persen devisa negara yang bersumber dari sektor pariwisata.
Potensi wisata bahari ini kemudian dilirik oleh PT Pelindo III lewat salah satu anak perusahaannya, yaitu PT Pelindo Properti Indonesia, dengan membangun kawasan Marina di beberapa wilayah di Indonesia. Sejumlah pelabuhan di wilayah Pelindo III telah sering disinggahi kapal-kapal pesiar (cruiser) internasional. Dikutip dari website resmi Pelindo III, sepanjang semester 1 tahun 2015 tercatat kunjungan penumpang kapal pesiar yang singgah melalui pelabuhan diwilayah kerja Pelindo III terealisir sebanyak 67.015 turis mancanegara atau meningkat 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 56.272 turis. Sedangkan realisasi jumlah kapal pesiar tahun 2014 sendiri tercatat sebanyak 126 unit dengan berat kapal mencapai 4.725.008 Gross Tonnage (GT) dan membawa penumpang sebanyak 84.827 orang.
Pengembangan Marina oleh Pelindo III ini bertujuan untuk mengintegrasikan pelabuhan dengan wisata bahari di sekitarnya. Tentunya hal ini juga ikut menaikkan nilai pariwisata daerah. Nilai-nilai kearifan lokal tetap dijaga dan dijadikan sebagai salah satu kelebihan yang dimiliki Marina. Kebudayaan lokal direpresentasikan, misalnya, dalam bentuk penginapan atau resort yang menyerupai rumah adat dan lain sebagainya. Hadirnya Marina juga mampu memacu kreatifitas warga sekitar untuk memanfaatkan sektor yang bisa dikerjakan secara mandiri oleh masyarakat seperti oleh-oleh atau kesenian. Pengembangan Marina juga tidak akan memakan banyak tempat yang berimbas pada sempitnya wilayah nelayan yang bekerja di laut. Karena pengembangan Marina ini menggunakan kawasan atau tanah kosong milik Pelindo III yang ada di sekitar pelabuhan, atau dengan kata lain memanfaatkan space yang ada.
Proyek perdana pengembangan Marina ini dipelopori oleh Kawasan Boom Marina Banyuwangi pada bulan September 2015 lalu. Pengembangan Marina yang terletak di Pantai Boom Banyuwangi ini merupakan dermaga yang terintegrasi untuk kapal pesiar kecil (yacht). Untuk wisatanya, Marina ini juga terintegrasi dengan pelabuhan yang ada di Bali dan Nusa Tenggara Timur. Kemudian menyusul untuk terintegrasi dengan tempat wisata seperti Lombok atau Kupang. Kawasan Boom Marina Banyuwangi ini ditargetkan akan mulai dioperasikan pada tahun 2017.
Hadirnya kawasan Marina yang dimotori oleh Pelindo III merupakan upaya BUMN operator pelabuhan tersebut untuk memaksimalkan peran marintim Indonesia di mata internasional. Selain menaruh pada perhatian bidang logistik, Pelindo III juga memanfaatkan pelabuhan sebagai salah satu tujuan wisata Internasional. Dengan proyek ini diharapkan kawasan marintim di Indonesia semakin di kenal dunia, tidak hanya Bali yang menjadi primadona, tapi setiap wisata bahari yang ada di Indonesia. (Dina)
Â
Dina Mizanie
Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat
Alumni Pelindo III Youth Camp 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H