Mohon tunggu...
Meldina Ariani
Meldina Ariani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Mulawarman, Samarinda

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lamunan di Antara Putaran Kereta

28 Januari 2014   19:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Ayaaaaah" teriakku sambil mengulurkan tangan disela putaran kereta mainan dipusat perbelanjaan. Dan ayah pun mengulurkan tangannya untuk menyambut uluran tanganku. Sesekali kutengok ayah, kulihat raut bahagia dan senyum yang terlontar dari bibirnya itu terlihat tulus sekali.

***

Anakku, teriakanmu itu, meresap sampai disini, nak. Dihati ayah. Senang rasanya ayah masih bisa melihatmu bertumbuh. Putriku, gadis kecilku. Rasanya baru kemarin ayah mendengar tangisan pertamamu, mengumandangkan adzan dan menggendongmu. Hari ini, kau mengulurkan tangan dan memanggilku dengan sebutan ayah, nak.

Dibalik senyum yang ayah tampakkan ini, sebenarnya ayah sedang memendam kekhawatiran. Kini kau sudah berusia empat tahun, besok mungkin kau sudah berusia tujuhbelas tahun dan bisa jadi lusa kau sudah dipinang oleh teman priamu, nak.

Anakku, putri kesayangan ayah..

Masih bisakah ayah menggenggam tanganmu hingga ayah tua nanti?

Masih adakah waktu yang tersisa untuk ayah menyerahkanmu pada lelaki pilihanmu?

Bisakah ayah menyaksikanmu melahirkan buah cintamu dan menggendongnya meskipun sebentar?

Ah, lamunan ayah terlalu jauh, nak. Tapi waktu, waktu tidak akan pernah berhenti untuk menunggu kita.

Semoga saja ayah masih bisa melihatmu membesarkan cucu-cucu ayah ya, nak.

Semoga..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun