Mohon tunggu...
Meldina Ariani
Meldina Ariani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Mulawarman, Samarinda

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ini Virus, dan Ini Melemahkan

24 April 2014   02:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari judulnya mungkin pembaca penasaran dengan virus yang saya maksud. Namun sebenarnya, kita semua sudah terinfeksi virus melemahkan ini. Virus yang tidak mengenal situasi dan tidak ada penyembuhnya ini berna "Malas". Sepele memang, tapi sangat besar efek yang ditimbuklan.

Menurut saya kritis tidak selalu hanya tentang kondisi politik negara, tidak selalu harus tentang masalah sosial, tapi masalah diri sendiri juga harus kita kritisi. Untuk apa? Agar tidak hanya negara kita yang baik tapi juga memperbaiki pribadi kita.

Malas memang sudah umum dan setiap hari tanpa kita sadari selalu saja kita merasakan kemalasan dari level ringan hingga akut, akibatnya rutinitas terganggu. Wah, betapa dahsyatnya efek malas ini bagi kita. Sebagai mahasiswa, sudah lumrah kalau kita mendapatkan tugas dari dosen, namun karena "kambuhnya" virus ini tidak bisa dicegah terkadang kita malas dan sampai lupa menyelesaikan tugas tersebut, hingga deadline mulai dekat dan kita baru ingat (Ini curhat) hhe.

Iya, malas itu tidak pernah ada obatnya. Tapi kalau mengurangi, pasti bisa.. perlu motivasi yang kuat dan kedisiplinan untuk itu. Menulis disini juga harus ada motivasinya, harus ada faktor pemaksanya (untuk saya). Oya, saya bilang malas itu melemahkan. Dari analisa saya dari beberapa orang yang merasa malas, dan ketika saya sendiri merasa malas, tubuh rasanya seperti lumpuh, atau tepatnya dilumpuhkan. Bukan tidak bisa bergerak tapi cenderung tidak ingin bergerak. Akibat malas ini tidak main-main loh. Bukan hanya sekedar lupa dengan kewajiban tapi ini awal dari kehancuran. Kehancuran diri, hingga kehancuran bangsa. Kalau saja 10 tahun mendatang saat para pemuda malas mulai menggantikan para petua, pasti saja Negara kita hancur. So, untuk kita para pemuda, khususnya saya sendiri. Marilah mulai perbaiki diri, kurangi rasa malas kita. Tidak ada guna kita salurkan aspirasi tanpa ada upayq bergerak untuk Negara. Lawan virus melumpuhkan bernama malas ini.. *Salaam*

#semangat berbagi dan menginspirasi#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun