Mohon tunggu...
dimas harris abdillah
dimas harris abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswa yang suka segalanya

his royal highness

Selanjutnya

Tutup

Trip

Berbagai Wisata di Provinsi Jambi

21 April 2021   09:30 Diperbarui: 21 April 2021   09:39 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Provinsi Jambi adalah sebuah Provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatra. Provinsi Jambi yang beribukota di Kota Jambi ini dahulu kala adalah pusat dari Kerajaan Melayu yang dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa candi, yaitu Candi Muaro Jambi yang terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, tepatnya di tepi sungai Batanghari sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi.

Candi Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di asia tenggara, dengan luas 3981 hektar. yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Candi tersebut diperkirakan berasal dari abad ke- 7 - 12 M. Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di Pulau Sumatra. Dan sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.

Selain itu masih cukup banyak objek wisata yang ditawarkan oleh Provinsi ini, jika anda termasuk salah satu pecinta alam atau orang yang sangat meyukai tantangan maka saya sarankan untuk berwisata ke Kabupaten Kerinci. Alam yang ada di Kerinci sangatlah indah, mulai dari pegunungan, air terjun, danau, hingga perkebunan teh. 

Salah satu objek wisata andalan bagi para traveler khususnya pendaki adalah Gunung Kerinci, mungkin untuk sebagian traveler ada yang masih asing dengan keberadaan gunung berapi tertinggi di Indonesia yang berada di Provinsi Jambi ini yaitu Gunung Kerinci. Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3805 Mdpl dan memiliki pemandangan indah karena berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang merupakan rumah bagi Harimau Sumatera yang terancam punah.

Berdasarkan catatan di R10, Desa Kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci, puncak Kerinci pertama kali didaki oleh von Hasselt bersama Veth pada tahun 1877. Kondisi puncak di atas berupa kawasan batu cadas tak bervegetasi dan mengelilingi kawah dalam selebar 600 meter.

Untuk berkunjung ke objek wisata yang satu ini traveler dapat memilih berbagai macam sarana transportasi yang ditawarkan dengan pesawat ataupun mobil. Untuk pesawat traveler dapat memesan tiket ke Bandara Sultan Thaha Syaifuddin di Kota Jambi terlebih dahulu lalu dapat melanjutkan perjalanan lagi ke Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci dengan menaiki pesawat ATR. ataupun dapat melanjutkan perjalanan dari Kota Jambi dengan menaiki travel ke Kota Sungai Penuh yang memakan waktu selama kurang lebih 8-10 Jam. Setelah sampai di Kota Sungai Penuh traveler dapat langsung menuju ke Desa Kersik Tuo yang berada di Kabupaten Kerinci untuk mulai melakukan pendakian Atap Sumatera atau Gunung Kerinci.

Untuk diketahui para traveler Gunung Kerinci masih sering mengalami erupsi, namun begitu hingga kini gunung tersebut masih menjadi magnet bagi pendaki dari berbagai daerah di Indonesia maupun Mancanegara.

Selain memiliki banyak keindahan dan jalur yang sulit ditempuh, juga terdapat banyak legenda di jalur pendakian Gunung Kerinci yang hingga kini masih tersimpan dan menjadi daya tarik bagi pendaki. Berbagai cerita mistis pun banyak berkembang di kalangan pendaki.

Salah satunya adalah legenda tentang keberadaan Uhang Pandak di jalur pendakian Gunung Kerinci yang hingga kini masih belum terpecahkan. Uhang Pandak sendiri memiliki ciri-ciri berbentuk seperti primata besar, mirip dengan orangutan tetapi bukan orangutan karena bewarna kuning kemerahan atau cokelat yang memiliki kaki terbalik.

Mitos tentang keberadaan Uhang Pandak ini bahkan sampai terdengar di telinga seorang peneliti asal Inggris Debbie Martyr. Debbie Martyr mendengar cerita Uhang Pandak sejak 1989, saat melakukan kunjungan wisata ke Kerinci. 

Warga lokal yang berada di kaki Gunung Kerinci meyakini Uhang Pandak tinggal di kawasan hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di jalur pendakian. Namun demikian, hingga kini belum ada satupun pendaki yang mengabadikan sosok makhluk tersebut.

Selain cerita tentang Uhang Pandak terdapat cerita lain yang ada di jalur pendakian Gunung Kerinci yaitu Pohon Bolong. Di jalur pendakian vegetasi hutan rimba atau tepatnya di antara pos III dan shelter I terdapat pohon besar yang bolong. Pohon tersebut berada di sisi kanan jalur pendakian dan dapat dijumpai saat mendaki di Gunung Kerinci. Bagi para pendaki yang melihat pohon bolong tersebut dianjurkan tidak berhenti untuk makan, foto-foto, atau buang air karena itu adalah pohon keramat. Konon pohon bolong tersebut, dulunya pernah dijadikan tempat untuk menyimpan jenazah pendaki yang meninggal.

Banyak carita mistis yang berkembang dikalangan porter tentang pohon bolong tersebut, banyak sosok penunggu. Salah satunya, sosok yang sering menampakkan diri adalah sosok nenek tua serta genderuwo. Konon hilangnya salah satu pendaki di Gunung Kerinci tersebut memiliki hubungan dengan sosok penunggu di pohon besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun