Mohon tunggu...
Dihar Dakir
Dihar Dakir Mohon Tunggu... -

Lulusan S1 Sastra Inggris dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Pernah berkarir sebagai wartawan di salah media cetak nasional, pernah menjadi konsultan PR/media, dan saat ini bekerja sebagai manajer PR di perusahaan properti.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Terkait Petral, Komunikasi Pertamina & Tim Anti Mafia Migas Memanas

8 Desember 2014   19:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:47 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Emosi Pertamina bergitu terbakar manakala Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas (Migas) yang diketuai Faisal Basri bersikukuh menguak "permainan" yang ada di tubuh Pertamina, khususnya internal Petral, anak usaha PT Pertamina (persero) yang bermarkas di Singapura.

Mendapat dukungan penuh dari Presiden Jokowi, tim pemberantasan mafia migas ini terus merangsek masuk ke bagian-bagian terahasia di tubuh Pertamina yang selama ini tidak pernah dikuak. Wajar saja Pertamina begitu tersinggung, lantaran rahasia permainan jual beli migas yang selama ini ditutup rapat-rapat, lambat laun mulai terungkap, karena hal ini akan sangat menampar muka para pejabat dan mantan pejabatnya serta "aktor siluman" di belakang permainan.

Pertamina terus sibuk membentengi diri agar audit yang dilakukan tim anti mafia migas ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga hubungan keduanya disinyalir menjadi tidak harmonis dan terus memanas.

Celakanya lagi, banyak media yang termakan oleh opini/isu yang di-create oleh Pertamina, seperti "Petral sudah masuk dalam jajaran 10 besar di Singapura, tidak gampang mendirikan Petral, dan akses ke keuangan internasional gampang, sehingga sayang bila Petral dibubarkan".

Dengan mengangkat isu / key message yang sangat ampuh, yakni "Nasional" rentang 2010 - 2011, Pertamina memang sukses memengaruhi dan sukses mendapatkan dukungan dari media nasional, sehingga berhasil mengambil alih Blok WMO (West Madura Offshore) dari tangan Kodeco Energy co.,Ltd (PMA Korea Selatan).

Namun, sekarang medan dan kondisinya sudah berbeda. Artinya, Pertamina sudah tidak bisa lagi memainkan isu - isu murahan supaya ditelan mentah - mentah oleh wartawan muda nan polos.

Daripada nanti malu dan serasa muka ditampar, sebaiknya Pertamina jalin saja kerja sama yang baik dengan tim anti mafia migas agar hasil auditnya bisa membuahkan hasil yang baik, sehingga permainan - permainan para mafia, baik di dalam maupun di di luar Pertamina bisa terungkap, sehingga kekayaan dan pendapatan dari hasil jual beli migas tersebut tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun