Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pekerjaan Setan, Dahulu dan Sekarang (Tulisan ke 139)

3 November 2024   20:16 Diperbarui: 20 November 2024   18:32 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua sudah tertulis di Lauh Mahfudz hingga yang kita jalani adalah "Sejarah."

"Sejarah" yang unik, sebab memiliki pola persilangan garis yang memenuhi seluruh ruang semesta. Ruang semesta yang dibatasi Arsy', batas antara Sang Pencipta dan mahluk.

Konon, sebelum wahyu terakhir diturunkan Tuhan Semesta Alam kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, para setan sering mencuri informasi tentang apa yang tertulis di Lauh Mahfudz dan "gerak sejarah" apa saja yang telah manusia peroleh, dimana informasi informasi tersebut akan "diperjualbelikan" kepada manusia.

Setelah wahyu terakhir diturunkan dan Tuhan Semesta Alam memerintahkan kita untuk berpikir, maka apa yang dikabarkan setan hanyalah kedustaan belaka, sebab manusia telah mampu menganalisa jalannya "sejarah."

Setan tak pernah lagi memberikan kabar tentang apa yang harus dilakukan manusia. Setan hanya membisiki kita untuk selalu memiliki perasaan khawatir, bersedih hati dan menyombongkan diri 

Setan cukup memberikan gambaran tentang pola Piramida, tentang begitu sempitnya masa depan, tentang manusia manusia pilihan di pucuk piramida yang menguasai hidup manusia lainnya dengan berbuat hal yang melanggar nilai kecerdasannya sendiri, hingga manusia berbuat lebih sadis dari apa yang bisa dibayangkan setan.

Hidup alam semesta sudah terpola dengan sempurna yang dianalogikan sebagai pola geometri bangunan Ka'bah dengan dasar hukum : https://www.kompasiana.com/digul/65e19f7a1470936100495df4/teologi-islam-milenial-tulisan-kedua?source_from=source_related_recommendation

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun