"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati." Al Baqarah : 62
Orang Sunda Baduy yang tinggal di propinsi Banten, memiliki kebajikan tersendiri dalam menjalani hidup.Â
Aturan hidup yang diterapkan oleh orang Baduy dilakukan dengan cara menutup diri dari pengaruh dunia diluar lingkungan mereka dengan tujuan agar mereka dapat lebih total mencapai tujuan hidup yang tidak ada rasa takut (khawatir) dan bersedih hati. Hidup selaras dengan lingkungan alam sekitarnya.
Orang Baduy percaya pada keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan kebajikan namun dianggap tak beriman pada hari akhir. Namun sebenarnya jika kita telaah lebih dalam, kebajikan yang mereka terapkan adalah bertujuan menjaga keselarasan hidup dengan alam agar alam dapat terus lestari dan tidak memberi bencana pada kehidupan mereka yang dapat menjadi kiamat bagi kehidupan mereka.
Kita yang hidup diluar lingkungan orang Baduy menganggap  kehidupan mereka adalah kehidupan yang"terbelakang."
Namun Jika tujuan hidup manusia telah ditetapkan oleh Tuhan Semesta Alam untuk tidak khawatir dan bersedih hati, maka apakah kita yang selama ini hidup dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menciptakan keadaan yang tidak khawatir dan bersedih hati?.
Disinilah saya menawarkan sebuah konsep yang didasarkan pemahaman dari pengamatan pada pola geometri bangunan Ka'bah, dengan dasar hukum : https://www.kompasiana.com/digul/65e19f7a1470936100495df4/teologi-islam-milenial-tulisan-kedua?source_from=source_related_recommendation
Wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H