Dalam konsep takdir Allah yang berpola ruang, Wahyu diturunkan untuk menjelaskan struktur alam semesta secara menyeluruh. Bagaimana alam semesta diciptakan, bagaimana manusia seharusnya menjalani kehidupan dan bagaimana semuanya akan berakhir.
Dalam konsep takdir Allah yang berpola ruang, Akal yang merupakan alat bantu yang ditanamkan dalam diri manusia yang digunakan untuk berpikir, memahami dan menganalisa struktur semesta yang ada yang kemudian dijadikan pedoman dalam bertindak.
Akal dapat menemukan kebenaran, namun dari waktu ke waktu pola kebenaran yang diyakini dapat beruah ubah sebab perolehan kesadaran manusia tentang semesta terus berubah.
Analogi hubungan antara Wahyu dan Akal dapat digambarkan sebagai berikut
Wahyu digambarkan sebagai pola garis hitam dan Akal digambarkan sebagai pola garis merah.
Wahyu menerangkan sistematika secara keseluruhan. Lengkap, detail, menyeluruh dan tidak berubah.
Akal lewat berpikir dan menganalisa, menemukan garis garis hitam tersebut dan apa yang diperoleh akal digambarkan dalam garis merah.
Pola garis merah hasil perolehan akal belum sepenuhnya mampu "memerahkan" garis hitam yang ada. Itulah sebabnya Tuhan Semesta alam memerintahkan manusia untuk terus menggunakan akalnya agar mampu "memerahkan" seluruh garis hitam yang telah tertulis.
Wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H