Beberapa tulisan saya sebelumnya, bercerita tentang keniscayaan merekayasa Takdir Allah sebab Takdir Allah bukanlah sebuah garis tunggal, melainkan sebuah ruang yang berisi pilihan yang memciptakan ruang gerak bagi adanya kehidupan.
Dasar hukumnya : https://www.kompasiana.com/digul/65e19f7a1470936100495df4/teologi-islam-milenial-tulisan-kedua
RUU Pilkada adalah sebuah keniscayaan untuk disahkan atau tidak disahkan. semua tergantung manusia untuk memutuskannya sebab manusia saat ini telah diberi mandat oleh Tuhan semesta Alam sebagai Khalifah di muka bumi.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa kita. Tak ada yang akan sanggup menghilangkan perbedaan sebab itu adalah takdir Allah, apalagi menganggap kebenaran hanya lahir dari satu pemahaman dari suatu golongan.
Filosofi dasar dari negara kita adalah Pancasila, maka jika RUU Pilkada tidak dapat melandaskan dirinya pada Pancasila, maka RUU Pilkada telah menghianati Pancasila.
Wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H