Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kafir (Tulisan ke 101)

10 Agustus 2024   20:20 Diperbarui: 10 Agustus 2024   20:23 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya berpendapat secara pribadi sebagai seorang Muslim.

Ketika dikatakan  bahwa setiap manusia yang tidak mengakui keberadaan Tuhan Semesta Alam adalah Kafir, lalu sebagian manusia dengan berbagai sebab ada yang mengakui atau tidak mengakui keberadaan Tuhan Semesta Alam.

Ketika orang yang mengakui keberadaan Tuhan Semesta Alam, namun tidak bersyahadat, maka dia dikatakan Kafir.

Ketika orang yang bersyahadat tidak mengikuti arahan aliran pemahaman tertentu, maka dia Kafir (Jangan pakai sarung sebab Nabi SAW tidak pakai sarung dan jidatmu harus hitam tanda kau taat beribadah, padahal tidak ada riwayat yang menyatakan bahwa Nabi SAW dan  para sahabatnya berjidat hitam ).

Ketika para pengikut aliran tertentu tidak mengikuti cara hidup seorang Imam pada aliran tertentu, maka dia Kafir.

Akhirnya yang tidak dianggap Kafir hanyalah seorang manusia yang layak masuk surga.

Kita akan tempatkan dia ditengah stadion berkapasitas sejumlah seluruh manusia di muka bumi, kita akan tepuktangani dia sebagai manusia yang tidak Kafir.

Wallahu 'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun