Yang mula mula Allah ciptakan adalah Cangkang Semesta, Arsy'. Hal ini logis sebab harus ada keterpisahan antara Allah dan mahluk sebab mahluk tak dapat mewujud tanpa ada cangkang pemisah dengan Sang Pencipta yang tak bergantung pada ruang, waktu dan kecepatan gerak.
Lalu Allah memerintahkan Al Qalam menulis seluruh kehendak Allah. Tinta tulisan Al Qalam adalah cahaya. Itulah sebabnya semesta dipenuhi cahaya dan gelap adalah cahaya yang tak bereaksi memancarkan terang.
Titik awal tulisan Al Qalam akan menjadi titik akhir alam semesta dan titik akhir tulisan Al Qalam adalah titik awal terentuknya alam semesta. Struktur tulisan Al Qalam menjadi panduan gerak semesta.
Ruang dan waktu tercipta terlebih dahulu bersamaan dengan gerak tulisan Al Qalam yang menorehkan tinta dari cahaya hingga berakhir pada sebuah titik. Itulah mengapa seluruh gerak semesta adalah SEJARAH.
"Big Bang" yang berawal dari titik tinta terakhir Al Qalam tak mungkin ada jika tak ada ruang yang memiliki kerapatan lebih rendah dari titik terjadinya "Big Bang" tersebut.
Realitas yang terjadi pun memiliki banyak kemungkinan dan apa yang kita pilih membentuk kesadaran kita saat ini dan apa  yang tidak kita pilih tetap bergerak dalam jalurnya masing masing seperti fenomena tentang "kucing Schrodinger."
Kita takkan mengenali apapun jika Allah tak menciptakan batas antara kita dan wujud Nya. Tanpa batas, takkan ada pengenalan.
Wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H