Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ruang Semesta (Tulisan ke 96)

15 Mei 2024   19:54 Diperbarui: 15 Mei 2024   19:59 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang mula mula Allah ciptakan adalah Cangkang Semesta, Arsy'. Hal ini logis sebab harus ada keterpisahan antara Allah dan mahluk sebab mahluk tak dapat mewujud tanpa ada cangkang pemisah dengan Sang Pencipta yang tak bergantung pada ruang, waktu dan kecepatan gerak.

Lalu Allah memerintahkan Al Qalam menulis seluruh kehendak Allah. Tinta tulisan Al Qalam adalah cahaya. Itulah sebabnya semesta dipenuhi cahaya dan gelap adalah cahaya yang tak bereaksi memancarkan terang.

Titik awal tulisan Al Qalam akan menjadi titik akhir alam semesta dan titik akhir tulisan Al Qalam adalah titik awal terentuknya alam semesta. Struktur tulisan Al Qalam menjadi panduan gerak semesta.

Ruang dan waktu tercipta terlebih dahulu bersamaan dengan gerak tulisan Al Qalam yang menorehkan tinta dari cahaya hingga berakhir pada sebuah titik. Itulah mengapa seluruh gerak semesta adalah SEJARAH.

"Big Bang" yang berawal dari titik tinta terakhir Al Qalam tak mungkin ada jika tak ada ruang yang memiliki kerapatan lebih rendah dari titik terjadinya "Big Bang" tersebut.

Realitas yang terjadi pun memiliki banyak kemungkinan dan apa yang kita pilih membentuk kesadaran kita saat ini dan apa  yang tidak kita pilih tetap bergerak dalam jalurnya masing masing seperti fenomena tentang "kucing Schrodinger."

Kita takkan mengenali apapun jika Allah tak menciptakan batas antara kita dan wujud Nya. Tanpa batas, takkan ada pengenalan.

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun