Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bumi dan Bebatuan di Langit (Tulisan ke 92)

5 Mei 2024   23:28 Diperbarui: 5 Mei 2024   23:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika merebahkan badan di lereng gunung Salak dimalam hari, saya menatap langit yang cerah dipenuhi bintang dan planet yang mempesona. Memberikan nuansa keindahan yang tak mampu diucapkan. keindahan visual.

Saya bertanya, jika kehidupan di semesta yang begitu luas ini hanya ada di bumi, lalu untuk apa Allah menciptakan semesta yang begitu luas? bukankah itu sia sia? Namun tak ada yang sia sia atas seluruh ciptaan Allah.

Suatu ketika saya baca satu surat dalam Al Qur'an surat At Tahrim (66) : 6 . "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Sejak mengingat hal ini, ketika menatap langit malam yang dipenuhi titik titik cahaya di gelapnya malam, bukan lagi terbayangkan tentang keindahan, melainkan sebuah kengerian sebab dihadapkan pada begitu besarnya bahan bakar neraka.

Wallahu'alam 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun