Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sejarah dan Waktu (Tulisan ke-75)

13 April 2024   22:50 Diperbarui: 13 April 2024   22:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah adalah peristiwa di waktu yang telah lalu. Namun lewat kajian tentang proses terbentuknya semesta berdasarkan Al Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam yang berhubungan dengan pola geometri bangunan Ka'bah yang merupakan dasar pijakan konsep Teologi Islam Milenial, maka ketika Allah memerintahkan Al Qalam menulis Kehendak / Takdir Allah, apa yang ditulis Al Qalam kemudian menjadi sejarah sebab apa yang ditulis Al Qalam telah terjadi sebelum terbentuknya semesta dan merupakan panduan gerak bagi masa depan semesta. 

Dalam pemahaman bahwa segala sesuatunya telah tertulis 50 ribu tahun sebelum segala sesuatunya tercipta yang ditulis di Lauh Mahfudz oleh Al Qalam atas perintah Allah, maka segala sesuatu di dunia ini adalah sejarah.

Pada awalnya, ketika Al Qalam menulis, waktu berjalan kedepan hingga tiba pada titik akhir tulisan Kehendak Allah. Lalu ketika semesta mulai terbentuk yang dimulai dari titik akhir tulisan kehendak Allah tersebut, semesta mengikuti tulisan Al Qalam yang sudah menjadi sejarah dan waktu pun berjalan surut, mundur kebelakang, ke titik awal mula. Waktu yang ber - Sa'i (gerak bolak balik antara bukit Shafa dan Marwah). Waktu yang kita jalani saat ini adalah waktu yang hitungannya berkurang, bukan waktu yang hitungannya bertambah. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Waktu sudah ada sejak Allah menciptakan Arsy', batas antara Allah dan mahluk Nya.

Jadi disini kita lihat bahwa dari sisi manusia, manusia menganggap bahwa saat ini waktu itu bertambah, namun bagi semesta, waktu itu berkurang hitungannya, sebab semesta telah Allah tentukan untuk bergerak menuju titik awal ketentuan Allah.

Masa lalu, hari ini dan masa depan adalah sejarah. Masa lalu adalah sejarah yang tak dapat kita pilih ulang, hari ini adalah sejarah yang kita pijak, masa depan adalah sejarah yang dapat kita pilih. Sebab pola tulisan Al Qalam memiliki pola yang analoginya adalah bentuk geometri bangunan Ka'bah yang berisi persilangan garis yang saling berhubungan membentuk ruang gerak bagi adanya kehidupan. Itulah sebabnya kita selalu diarahkan pada jalan sejarah tertentu, sebab ada jalan sejarah lain yang sudah juga tertulis.

Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun