Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Islam Milenial, Ibrahim Alaihissalam (tulisan keenam puluh empat)

30 Maret 2024   21:49 Diperbarui: 30 Maret 2024   21:56 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ibrahim Alaihissalam.

Ketika Malaikat dan Iblis diuji tentang kepatuhan, yaitum ketika Allah alih alih memilih Malaikat dan Iblis untuk menjadi Khalifah di muka bumi malahan memilih Manusia, kecewalah Malaikat dan Iblis (dapat dilihat pada tulisan ke 7).

Setelah beribadah sekian lama, kerja keras Malaikat dan Iblis sepertinya tak dianggap serius oleh Allah, Tuan Semesta Alam. Namun sesungguhnya itu hanyalah ujian tentang berserah diri, memahami bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Adil, takkan menyianyiakan setiap ibadah yang dilakukan mahluk Nya.

Ketika Ibrahim Alaihisalam, diuji untuk berserah diri, patuh pada perintah Allah dan perintah tersebut dinyatakan hanya lewat mimpi, yaitu perintah menyembelih Ismail, maka kita lihat perbedaan derajat perintah tersebut yaitu bahwa Malaikat dan Iblis mendapat perintah langsung untuk tunduk pada kehendak Allah yang ingin menjadikan Adam sebagai Kalifah di muka bumi, sedangkan Nabi ibrahim AS hanya lewat mimpi yaitu perintah menyembelih anak yang di dapat ketika Nabi ibrahim sudah sangat tua. Namun perintah tersebuf tetap dijalankan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Lalu apa yang terjadi ketika Ibraim AS hendak mentembelih anaknya, Allah mengganti kepatuhan Ibrahim Alaihisalam dengan seekor Qibas / domba.

Allah Maha Adil, takkan menyia nyiakan kepatuhan mahluk Nya. 

Seandainya Malaikat dan Iblis patuh pada kehendak Allah, adalah mudah bagi Allah untuk menciptakan bumi lainnya, sebab kehendak Allah berisi kemungkinan kemungkinan yang telah tertulis sebelumnya.

Wallahu'alam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun