Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Islam Milenia, Melestarian Alam (Tulisan Kelima Puluh Satu)

23 Maret 2024   23:14 Diperbarui: 23 Maret 2024   23:26 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Melastarikan Alam.

Dorongan untuk melestarikan alam sering terlihat sebagai sebuah kepentingan bagi segolongan orang.

Setelah para kapitalis merusak alam dan menjadi kaya raya, namun masih perlu bernapas, maka mereka menekan negara negara yang bertumbuh untuk memelihara alam agar mereka dapat bernapas dengan baik, sebab percuma kaya jika tak bisa bernapas.

Jika kita ketahui bahwa setiap koordinat terbentuk dari nilai nilai tertentu, maka setiap mahluk yang mewujud dalam koordinat tersebut memiliki karakter unik di alam semesta.

Daun kelor, buaya sungai, burung emprit, jamur kuping, semua terbentuk dari tulisan Al Qalam di Lauh Mahfudz dan semua memiliki koordinatnya masing masing, memiliki sifat dari kehendak Tuhan Semesta Alam dan kita tidak dapat meremehkan hal tersebut.

 Sekarang sebagai kaum yang dianggap tertinggal, dianggap primitive dan kemudian dibebankan untuk memelihara lingkungan bukan dalam arti sebenarnya, tapi sesungguhnya memelihara kapitalisme haram jadah untuk terus hidup.

Bagi manusia berperadaban tinggi, kesadaran bahwa setiap komponen di semesta adalah sebuah koordinat yang terbentuk dari komposisi tulisan Al Qalam, maka apapun itu adalah hal yang sangat  berarti walaupun hanya sekedar melestarikan sepohon bunga bangkai (gak usah sok keren pakai nama raffles si perampok kekayaan intelektual orang Jawa).

Melestarikan alam itu adalah sebuah keniscayaan, membuat kita menyadari bahwa setiap koordinat memiliki arti, memiliki karakter sebuah koordinat yang ditulis oleh Al Qalam hingga memiliki fungsi menyelamatkan kehidupan. Menghindari sebuah generasi untuk gagal memaknai kehidupan yang akan dilaknati seluruh mahluk, bahkan Iblis pun ikut melaknati.

Wallahu'alam

Catatan : saya berharap anda membaca apa yang saya tulis sejak awal agar tak gagal paham. Terima kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun