Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Islam Milenial: Absurdisme (Tulisan Keempat Puluh Delapan)

22 Maret 2024   22:06 Diperbarui: 22 Maret 2024   22:16 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Absurdisme

Setelah modernisme memaksakan diri untuk menyatakan terlepas dari seluruh koordinat yang membentuk dirinya, lalu seketika terhempas membentur dinding, pecah dan kehilangan arah, datanglah Post Modernisme untuk menyusun ulang kembali apa yang telah diputus oleh Modernisme dengan menyatakan bahwa apapun makna tentang kehidupan silahkan pilih mana yang cocok untuk diri sendiri.

Sebab begitu banyak makna yang ada, Nihilisme mencoba merombak itu semua, mencoba lagi dari awal tentang makna apapun dalam hidup manusia dengan menyatakan bahwa semua makna adalah nihil, tak bermakna.

 Muncullah Absurdisme. Bukan mengikuti makna yang telah ada, namun memberi makna sendiri atas hidup kita. Makna baru dengan menggunakan definisi masing masing individu.

Dikarenakan Filsafat membutuhkan kegelisahan kegelisahan agar dapat menemukan makna, akhirnya filsafat menjadi pengemis dari hasil pencapaian ilmu pengetahuan. Filsafat tak lagi mampu mendahului untuk memberikan arahan bagi ilmu pengetahuan.

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun