Lewat pembuktian akal terhadap fakta yang berlaku, merupakan satu satunya cara untuk mendapatkan kebenaran.
Ketika akal manusia mencoba dari titik nol untuk memahami semesta, semesta sudah terbentuk dalam alurnya sendiri hingga berada dalam keadaan yang seimbang.
Dalam analogi yang bisa digambarkan tentang apa yang manusia peroleh atas semua yang Al Qalam telah tulis di Lauh Mahfudz, maka manusia baru memahami sebagian kecil dari apa yang telah Al Qalam tulis
Garis hitam adalah tulisan Al Qalam tentang takdir Allah atas semesta ini. Garis merah adalah pencapaian rasio / akal manusia atas apa yang telah tertulis.
Selain itu, pola kehendak Allah yang berpola ruang, memungkinkan sebuah kebenaran dapat digagalkan jika mengganggu kepentingan kebenaran yang lain, seperti perseteruan antara Thomas Edison dengan Nicolas Tesla.
https://www.kompasiana.com/kamuh/552b0954f17e617465d623c1/thomas-edison-vs-nikola-tesla
Lewat apa yang manusia sedikit ketahui, manusia mencoba menganalisa keadaan dan memutuskan bahwa apa yang manusia ketahui adalah kebenaran semesta.
Dan semestapun mentertawakan apa yang manusia pahami tentang semesta ini.
Wallahu'alam.