Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Islam Milenial. Bhinneka Tunggal Ika (Tulisan Ke-Tiga Puluh Dua)

17 Maret 2024   22:25 Diperbarui: 17 Maret 2024   22:33 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bhinneka Tunggal Ika.

Fitrah sebagai energi spiritualitas yang berfungsi sebagai pendorong bagi akal dan indera untuk  menyerap dan mengolah informasi dari luar tubuh manusia untuk dijadikan pengetahuan bagi manusia, dimana energi ini dimiliki oleh setiap manusia.

Hasil serapan indera yang diproses akal yang kemudian menjadi pengetahuan yang membangun kesadaran manusia akan hidup dan kehidupan.

Tujuh abad sejak Al Qur'an turun, disebuah negeri yang jauh di sebelah timur, sebuah semboyan muncul yaitu : "Bhinneka Tunggal Ika" yang merupakan hasil olahan antara energi spiritualitas Fitrah yang mendorong akal dan indera untuk menjalankan fungsinya yang memberikan pengetahuian dan melahirkan  kesadaran pada manusia.

Dalam konsep Teologi Islam Milenial yang menggunakan alat bantu pola geometri bangunan Ka'bah, kita ketahui bahwa bangunan kubus tersebut secara kasat mata memiliki 6 buah bidang bangun yang letaknya berbeda beda. Demikian juga pola garis yang terdapat di dalam kubus tersebut, terlihat saling bersilangan dengan arah yang berbeda beda.

Lewat kesadaran tentang Bhinneka Tunggal Ika, kita sadar bahwa perbedaan itu adalah keniscayaan dan kita tidak dapat meniadakan perbedaan tersebut sebab demikianlah kehendak Allah yang berpola ruang dan Allah berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 13 : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Lewat semboyan Bhinneka Tunggal Ika, terlihat bahwa akal mampu menemukan kesadaran semesta sebab memang di dalam diri setiap manusia ada Fitrah yang tertanam yang energinya mengarah pada Tuhan Semesta Alam. Namun akal tidak mampu menemukan cara berterima kasih kepada Tuhan tanpa adanya wahyu. Selain itu akal tidak dapat menetapkan apakah kesadaran yang terbentuk mampu tak lekang oleh waktu.

Pada tulisan saya selanjutnya akan mencoba "meletakkan" teori teori filsafat dalam ruang kubus Ka'bah.

Wallahu'alam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun