Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Islam Milenial, Shalawat Nabi (Tulisan ke Dua Puluh Tujuh)

13 Maret 2024   21:08 Diperbarui: 13 Maret 2024   22:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shalawat adalah Gotong Royong

Ketika Allah dan para Malaikat bersholawat kepada Nabi dan Allah memerintahkan kepada orang beriman untuk bersholawat kepada Nabi, dan ketika para sahabat Nabi menanyakan bagaimana bersholawat kepada Nabi, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam malahan mengajarkan doa sebagai sebuah sholawat kepada Beliau. Sesuatu yang terlihat agak membingungkan.

Ketika Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam memerintahkan kita bershalawat yang berisi doa, maka sesungguhnya kita diletakkan pada posisi koordinat yang tinggi sebab diposisikian sebagai pemberi, yaitu orang yang memohon kepada Allah agar melimpahkan rahmat dan Kemuliaan serta Pujian kepada Nabi dan keluarganya dan Nabi SAW memposisikan  dirinya sebagai yang diberi, yaitu orang yang menerima rahmat, kemuliaan dan pujian dari Allah.

Dengan cara tersebut, yaitu ketika Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam memerintahkan umat Islam untuk bershalawat kepada beliau, maka sesungguhnya ada sebuah sistematika unik, dimana sesungguhnya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam telah memuliakan umatnya dengan memposisikan umatnya tersebut sebagai pemberi.

Ini merupakan sebuah kecerdasan yang lahir dari pemahaman akan pola kehendak Takdir Allah, bahkan Nabi SAW menyatakan bahwa tidak akan diterima sebuah doa kecuali disertakan juga dengan membaca shalawat, sebab shalawat meninggikan derajat pembacanya. Shalawat adalah sebuah syafaat Nabi di dunia ini. Shalawat adalah sebuah bentuk gotong royong untuk saling tolong menolong menuju kebaikan. Shalawat menciptakan kesadaran tentang sebuah ruang kehendak Allah.

Wallahu'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun