Sesuatu yang terlihat absurd, tentang bagaimana Allah Yang Maha Pengasih Penyayang, tetapi juga Maha Menrendahkan, Maha Menyiksa ?
Kita takkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih utuh jika kita tidak memperoleh alat bantu yang disediakan oleh Tuhan Semesta Alam untuk memahami hal ini dan alat bantunya adalah pola geometri bangunan Ka'bah yang dasar hukumnya saya tulis dalam tulisan kedua saya. Sebuah kubus:
Kita perhatikan pola kubus tersebut. Ada garis garis yang mengarah ke kanan, ada yang ke kiri, ada yang keatas, ada yang kebawah, ada yang kedepan, ada yang kebelakang. Namun sebab ketentuan tentang waktu yang tak dapat berlaku mundur, maka tak ada ketentuan tentang "mengulang masa lalu."
Saya kira anda bisa mengerti mengapa sifat sifat Allah itu terlihat kontradiktif.
Sifat sifat Allah itulah yang membentuk ruang kehidupan kita.
Selain itu sifat sifat Allah tersebut yang berisi tentang kemahaan adalah alat bantu kita untuk mengetahui adanya batas dalam akal pikiran kita untuk menyadari adanya Arsy' sebagai batas semesta dan seluruh mahluk berada di bawah Arsy' dan Allah berada di atas Arsy'.
Kita berada di dalam kubus, Allah berada di luar kubus.
Lalu mengapa dikatakan Allah sangat dekat dengan kita? Sebab segala apapun di dunia ini adalah kehendak Allah yang ditulis Al Qalam di Lauh Mahfudz, 50 ribu tahun sebelum segala sesuatunya tercipta yang ditulis dalam sebuah pola ruang yang berisi persilangan garis yang saling berhubungan, membentuk ruang gerak bagi adanya kehidupan.
Wallahu'alam.