Saya deg-deg-an bercampur keringat yang membasahi karena berlari mengejar RD. Namun, hasilnya RD tidak terkejar, sehingga saya dan yang lainnya belok ke gang jalan arah utara, kemudian lanjut ke gang jalan arah timur hingga melewati belakang rumah RD yang banyak sekali pohon bambu yang gelap, dan ada satu pohon serut yang dianggap angker oleh orang di sekitar, dan katanya di situ juga ada penunggunya genderuwo. Saya percaya dan tetap melewatinya bersama-sama, hingga pada akhirnya kembali lagi ke rumah RD.
Bagaimana setelah itu? Huh, rasa lemas dan capek mengiringi saya dan yang lainnya setelah sekian lama mencari RD. Sempat kaget, setelah mengecek RD di rumah ternyata RD lagi tertidur pulas di kamarnya. Tapi memang sebelumnya tidak ada di rumah. Dan katanya RD memang tidur surup-surup (tidur yang dilakukan pada waktu antara maghrib hingga 'Isya), namun setelah itu RD tidak ada di rumah. Akan tetapi Ia ada lagi ketika dicek di rumah setelah lama mencarinya.
Seketika itu, saya dan teman yang lainnya, termasuk kakaknya RD heboh dengan kejadian tersebut, hingga menceritakan kejadian itu ke orang lain. Sesudah itu, banyak teman-teman yang gemetar campur takut dan kaget saat kembali ke masjid untuk melakukan akitivitas seperti biasanya ketika bulan ramadan tiba.
Sungguh, kejadian itu menimbulkan suasana merinding yang saya alami, mulai dari bayangan yang terlihat, menanyainya dengan jawaban yang bernada besar, lari cepat dengan kaki yang tak berpijak. Dengan memuat teka-teki bahwa memang waktu tidur surup-surup kurang baik dalam psikologis maupun ajaran Islam. Demikianlah sekilas kaitannya antara singkong dan genderuwo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H