Kepada
Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono
Di tempat
Dengan hormat,
Perkenalkan, saya Rio, pengguna jalan aktif di ibukota ini. Seperti yang bapak ketahui, kemacetan ibukota kita ini sudah semakin melampaui titik nadir. Dari ketidakmampuan (atau ketidakmauan) pemerintah dalam melaksanakan pembatasan industri otomotif, sampai ke pembiaran carut-marutnya kondisi transportasi publik, kenapa saya sebut pembiaran? Saya pribadi menilai, pemikiran kapitalis sangat kental tercium di udara negara ini. Pembuatan jalan yang memakan Triliyunan rupiah dilaksanakan dengan cepat, dan sangat rapih. Tapi untuk melengkapi armada Transjakarta (hanya salah satu contoh) yang perkiraannya mencapai 500 Milyar tidak pernah terealisasi. Pembenahan trayek menjadi momok, sekali lagi saya yakin pemerintah bisa membenahi transportasi publik, hanya saja belum mau.
Ditengah-tengah segelintir masalah diatas, kami di tengah-tengah kemacetan, masih saja diganggu oleh raungan sirine dan kilatan strobo dari mobil pejabat-pejabat bapak. Ya saya sangat sadar, hal tersebut dilindungi Undang Undang, tapi apakah dilindungi keikhlasan para pengguna jalan yang dipaksa untuk mengalah?
Dengan segala hormat pak, mereka digaji oleh uang negara, dimana salah satunya adalah hasil pajak rakyatnya, itu membuat rakyat menjadi salah satu pihak yang membayar gaji mereka. Lalu kenapa mereka masih bersikukuh untuk lari dari kenyataan?
Biarkan para pejabat itu merasakan macetnya ibukota kita, pak, biar mereka bisa ikut merasakan dan mungkin bisa membantu mempercepat permasalahan yang ada.
Jangan lupa pak, penegakan hukum lalu lintas di lapangan juga sangat rendah, sehingga penggunaan alat pemberi isyarat oleh pihak yang tidak berhak selalu tidak pernah terselesaikan juga. Andai bapak tidak menggunakan pengawalan, ditengah kemacetan, bapak akan mendengar raungan sirine dengan tujuan memecah kemacetan demi untuk dirinya atau kelompok sendiri.
Pak, semoga keluhan ini mendapat tempat dalam hati bapak. Pengawalan pejabat dalam memecah kemacetan ini sudah mulai meresahkan pak, semoga juga bapak tidak menjadi pihak yang hanya mendengarkan pembisik bapak yang berpangkat tinggi, karena belum tentu mereka turut merasakan kemacetan ibukota. Mohon kami juga didengar.
Hormat saya
Rio Octaviano
Pengguna Jalan Biasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H