Mohon tunggu...
Digital Education
Digital Education Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Menulis untuk mengingat apa saja yang pernah dibaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rokok Elektrik, Amankah buat Kesehatan?

20 Februari 2023   15:15 Diperbarui: 20 Februari 2023   16:04 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Digital_Education

Rokok elektrik atau dikenal dengan nama Vape yang digadang-gadang jauh lebih aman daripada rokok tembakau. Benarkah hal tersebut??? Mari kita baca ulasan berikut ini.

Berdasarkan P2PTM Kemenkes RI, rokok elektrik (vape) adalah alat yang berfungsi seperti rokok namun tidak menggunakan tembakau dan tidak membakar tembakau, akan tetapi  menggunakan cairan dimana cairan ini akan berubah menjadi uap yang dpaat dihisap olej perokok dan akan masuk ke paru-paru. Zat yang digunakan pada rokok elektrik tetap mengandung zat nikotin serta zat kimia lain, seperti perasa yang dapat bersifat racun bagi tubuh. Di pasaran, rokok elektrk disebut juga sebagai vapour, vape, e-cig, e-juice, e-liquid, personal vaporizer (pv), e-cigaro, electrosmoke, green cig, smartsmoke, dan smartcigarette.

Rokok elektrik memiliki berbagai bentuk dan ukuran dan tiga komponen utama, yaitu: (1) elemen pemanas, (2) tabung berisi zat cair (cartridge), dan (3) baterai. Cara kerja rokok elektrik ini dengan cara mengisi cairan ke wadah atau tabung vape kemudian menekan tombol on/off untuk menyalakan, sehingga terjadi proses pemanasan cairan didalam tabung tersebut sampai menghasilkan uap seperti asap rokok pada umumnya. 

Perokok akan menghisap cairan yang berisi zat kimia melalui corong rokok. Cairan yang digunakan sebagai bahan pengisi rokok elektik ini mengandung senyawa-senyawa, seperti: (1) nikotin, (2) propilen glikol atau gliserin, (3) flavour atau penambah rasa seperti rasa buah-buahan, (4) dll.  Menurut American Lung Association menyatakan akan bahaya senyawa-senyawa tersebut sebagai berikut:

  • Propilen Glikol atau gliserin. Zat ini  ditambahkan pada cairan pada rokok elektrik untuk menghasilkan uap air. Propilen glikol ini jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan yang bisa berakibat sesak nafas bahkan gagal nafas dan mengganggu fungsi kerja paru-paru.
  • Nikotin. Pada cairan rokok elektronik mengandung nikotin dengan konsentrasi yang berbeda-beda, yaitu antara 0 -- 100 mg/ml pada setiap satu takaran rokok elektrik. Zat nikotin ini bersifat adiktif , sehingga membuat penikmatnya merasa candu dan ingin terus mengkonsumsi. Dampak negative dari kandungan nikotin ini adalah dapat mempengaruhi perkembangan otak pada usia remaja, baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif.
  • Flavour atau penambah rasa, seperti perisadiasetil. PErisadiasetil merupakan senyawa karsinogenik yang dapat meningkatkan potensi terkena penyakit paru obstruktif pada orang-orang yang terpapar asap rokok dan juga perokok aktif.
  • Zat karsinogenik lain. Zat karsinogenik lain yang terkandung dalam cairan yang terdapat pada rokok elektronik antara lain: tobacco specific nirosamines (TSNA), Diethylene glycol (DEG), Otoluidine 2-Naphylamne, formaldehyde, dan acrolein. Senyawa-senyawa karsinogenik tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi penyakit kanker, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif.

Jadi dari penjelasan di atas, baik rokok tembakau maupun rokok elektrik sama-sama membahayakan bagi kesehatan tubuh, karena di dalam rokok elektrik juga mengandung senyawa-senyawa berbahaya yang bersifat karsinogenik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun