Tembakau merupakan tanaman pertanian semusim dan tidak termasuk tanaman pangan, tetapi masuk ke dalam kelompok komoditas tanaman perkebunan. Tembakau termasuk dalam genus Nicotina yang memiliki daun yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan rokok. Tembakau dapat tumbuh mencapai 12 inchi tergantung pada jenis dan varietas tembakau tersebut. Tembakau dapat tumbuh subur di daerah yang memiliki iklim yang luas dengan lama waktu tumbuh 60-90 hari dalam kondisi lingkungan yang tidak berembun, bersalju, atau bebas beku. Tembakau memiliki banyak spesies, dimana spesies yang banyak diproduksi adalah spesies Nicotina tabacum dan Nicotina rustica. Tembakau merupakan tanaman yang sangat sensitive terhadap lingkungan tempat tinggal, cara pembudidayaan, musin dan cuaca, serta cara pengolahan. Hal ini yang mengakibatkan tembakau pada jenis yang sama bisa menghasilkan kualitas yang berbeda. Pada tembakau ini mengandung senyawa-senyawa yang bisa memberikan dampak positif dan negatif bagi Kesehatan tubuh, antara lain:
1. Senyawa Nitrogen (Nikotin dan Protein)
Dalam daun tembakau terkandung senyawa spesifik yang disebut dengan nikotin. Senyawa nikotin ini dapat memberikan efek psikologis bagi yang mengkonsumsi, sehingga menjadi kecanduan. Besarnya kadar nikotin yang terkandng dalam rokok akan mempengaruhi beratnya daya hisap karena semakin besar kadar nikotin did alam tembakau yang digunakan sebagai bahan baku rokok, maka semakin berat rasa hisapnya. Sedangkan protein yang terkandung did alam tembakau akan memberikan sensai pedas dan menggigit, sehingga pada saat pengolahan tembakau, protein harus dirombak menjadi senyawa lain agar pada saat perokok mengkonsumsi rokoknya tidak merasakan sensasi pedas dan menggigit yang dapat mengurangi kenikmatan dan rasa candu rokok tersebut.
2. Senyawa Neurotoksin.
Senyawa neurotoksin merupakan zat yang bersifat toksik atau racun yang dapat mempengaruhi bahkan merusak dan menghancurkan fungsi kerja sel-sel saraf pusat dan juga sel saraf perifer (system saraf tepi). Senyawa ini dapat dihasilkan terkandung secara alami dan dapat dibuat secara sintetis. Senyawa ini bekerja dengan bereaksi dengan protein membrane dan merusak neuron, akson, atau glia yang mengakibatkan terjadinya nuclei, saluran aksonal atau demielinasi tertentu hilang yang akhirnya berefek pada ketidakseimbangan metabolic dan mempengaruhi fungsi kerja system saraf pusat. Sebenarnya tidak semua zat neurotoksik berbahaya bagi manusia. Berdasar dari Science Direst, ada beberapa zat neurotoksi yang biasa dimanfaatkan untuk terapi penurunan rasa nyeri atau inflamasi dan pemicu tidur. Senyawa neurotoksik yang memberikan dampak negatif dan menjadi racun untuk tubuh antara lain: opium dan turunannya seperti alkohol, barbiturate, datura, belladonna, kokain, dan ganja yang dapat berpengaruh pada cerebral cortex otak manusia. Pada tembakau mengandung senyawa neurotoksis dimana senyawa ini bekerja untuk membuat orang yang mengkonsumsi olahan tembakau menjadi kecanduan dan dalam jangka waktu lama akan mengalami kerusakan sel-sel saraf secara perlahan-lahan.
3. Karbohidrat (pati, pektin, selulosa, dan gula)
Pada tembakau mengandung zat pati, pektin, selulosa, dan gula. Pati, pektin, dan selulosa ini merupakan senyawa yang memiliki efek yang dapat merusak aroma dan rasa isap rokok. Hal ini yang mendasari pati, pektin, dan selulosa pada tembakau harus dirombak menjadi gula selama prosesing. Manfaat penambahan gula ini bertujuan untuk meringankan rasa berat dalam pengisapan rokok penggunanya. Tetapi jika konsentrasi gula di dalam rokok terlalu tinggi justru akan menimbulkan rasa panas dan iritasi pada kerongkongan dan meningkatkan tembakau dalam meyerap air, sehingga menyebabkan rokok menjadi lembek dan mudah rusak.
4. Zat warna daun: klorofil (hijau), xantofil (kuning), dan karotena (merah)
Pada daun tembakau memiliki zat hijau daun (klorofil). Pada proses produksi tembakau menjadi rokok, dilakukan penghilangan klorofil. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bau tidak enak (apek) pada saat pembakaran rokok. Untuk kandungan xantofil dan karotena pada daun tembakau tidak mempengaruhi rasa isap dan aroma pada saat rokok digunakan (dibakar).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H